Jakarta (Lampost.co) — Israel dikabarkan telah melancarkan serangan rudal terhadap ke sebuah wilayah di Iran, menurut penyiar AS ABC News, Jumat, 19 April 2024. Kantor berita Fars Iran melaporkan ledakan di provinsi Isfahan dan televisi pemerintah melaporkan penerbangan di beberapa kota telah ditangguhkan.
Menurut Al Jazeera, ada juga laporan ledakan di Suriah dan Irak. Kantor berita resmi Iran, IRNA, mengatakan serangkaian ledakan di Suriah menargetkan situs-situs militer. IRNA mengatakan serangan menyasar bandara militer “Adra” dan “Al-Thala” serta batalion radar yang terletak di antara kota “Adra” dan desa “Qarfa” di Suriah selatan. Sementara itu, di Irak, ledakan terjadi di daerah al-Imam di Babel.
Sejauh ini belum ada laporan kerusakan maupun penjelasan resmi dari pejabat Iran maupun Israel. ABC dan CBS News melaporkan serangan tersebut pada Jumat pagi waktu Timur Tengah, mengutip para pejabat AS. Belum ada komentar langsung dari Gedung Putih atau Pentagon.
Kantor berita Fars Iran melaporkan bahwa ledakan terdengar di dekat bandara di kota Isfahan tengah. Namun penyebabnya tidak di ketahui “Penyebab suara-suara ini masih belum di ketahui, dan penyelidikan terus di lakukan hingga rincian pasti dari insiden tersebut di tentukan,” kata kantor berita tersebut.
Sementara itu Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan lebih dari enam bulan serangan militer Israel di Gaza telah mengubah wilayah Palestina menjadi “neraka kemanusiaan”. Guterres memperingatkan satu langkah yang salah dapat menyebabkan Timur Tengah berubah menjadi perang yang lebih luas.
Janji Israel
Negara-negara besar dengan gugup mengamati janji Israel untuk membalas serangan Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya pada akhir pekan lalu, dengan kekhawatiran serangan balasan dapat mendorong kawasan tersebut menuju konflik yang lebih luas. “Timur Tengah berada di jurang yang curam,” kata Guterres.
“Satu kesalahan perhitungan, satu miskomunikasi. Satu kesalahan, dapat menyebabkan hal yang tidak terpikirkan – konflik regional skala penuh yang akan menghancurkan semua pihak yang terlibat.”
Pidato itu ia sampaikan beberapa jam sebelum Amerika Serikat menolak upaya lama Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB. Dan memveto pemungutan suara di Dewan Keamanan.