Jakarta (Lampost.co) — Israel Katz adalah seorang politikus senior di Israel dan anggota partai Likud yang telah menjabat di berbagai posisi penting dalam pemerintahan Israel.
Pada 5 November 2024, Katz ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah pemecatan Yoav Gallant. Sebelum penunjukan ini, Katz menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan memiliki rekam jejak panjang di dunia politik Israel.
Kehidupan Awal dan Pendidikan
Israel Katz lahir pada 21 September 1955 di Ashkelon, Israel. Ia adalah putra dari Meir Katz dan Malka (Nira) née Deutsch, yang keduanya merupakan penyintas Holocaust dari wilayah Maramure?, Rumania.
Baca juga: Menteri Pertahanan Israel Dipecat karena Dukung Gencatan Senjata
Katz dibesarkan di Moshav Kfar Ahim dan pada tahun 1973 ia bergabung dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), di mana ia bertugas di Brigade Paratroopers sebagai prajurit dan pemimpin peleton.
Setelah menyelesaikan masa dinasnya pada tahun 1977, Katz melanjutkan pendidikannya di Universitas Ibrani Yerusalem dan lulus dengan gelar BA dan MA.
Karier Politik
Israel Katz memulai karier politiknya di partai Likud pada tahun 1998 setelah menjadi anggota Knesset.
Sejak itu, ia telah memegang berbagai jabatan penting dalam pemerintahan Israel, termasuk Menteri Pertanian, Menteri Transportasi, Menteri Intelijen, Menteri Keuangan, dan Menteri Energi.
Pada tahun 2019 hingga 2020, Katz menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan kembali menduduki posisi tersebut pada awal 2024.
Pada 5 November 2024, Katz ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan oleh Netanyahu setelah pemecatan Yoav Gallant.
Sebagai Menteri Pertahanan, Katz dihadapkan pada tantangan besar terkait konflik yang sedang berlangsung dengan Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, serta ketegangan dengan Iran.
Netanyahu menyebutkan bahwa Katz adalah sosok yang dapat ia andalkan untuk mendukung kebijakan kerasnya dalam menghadapi musuh-musuh Israel. Ia juga mengharapkan Kataz untuk menjaga stabilitas serta meningkatkan efektivitas militer Israel.
Kontroversi dan Pandangan Politik
Israel Katz terkenal sebagai pendukung gerakan pemukiman di Tepi Barat dan memiliki pandangan keras terkait konflik Israel-Palestina.
Ia menolak solusi dua negara dan lebih mendukung pembentukan entitas otonom Palestina yang berafiliasi secara sipil dan politik dengan Yordania.
Katz juga menentang penarikan dari Dataran Tinggi Golan yang di caplok dari Suriah. Dengan alasan bahwa wilayah tersebut merupakan bagian integral dari Israel dan vital untuk keamanan negara.
Selama menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Katz beberapa kali memicu kontroversi. Ia secara terbuka mengkritik Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres. Setelah Israel melarang Guterres masuk ke negara itu karena di anggap tidak cukup keras dalam mengutuk serangan rudal Iran pada Oktober 2024.
Katz menyatakan bahwa siapapun yang tidak bisa mengutuk serangan tersebut tidak pantas menginjakkan kaki di Israel.
Pada 2024, Katz menghadiri KTT NATO di Washington, D.C., di mana ia memperingatkan tentang aliansi Iran-Rusia serta bahaya yang Iran dan Tiongkok timbulkan.
Selain itu, Katz juga mengkritik negara-negara Barat karena ia anggap tidak mampu secara efektif melawan terorisme Islam.
Pernyataannya yang menyebut orang Belgia sebagai “pemakan cokelat” yang tidak siap untuk melawan terorisme mendapatkan kecaman luas di media internasional.
Komitmen Sebagai Menteri Pertahanan Israel
Setelah pemecatan Yoav Gallant, Israel Katz dengan cepat menyatakan komitmennya terhadap keamanan Israel dan berjanji untuk melanjutkan kampanye militer melawan Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.
Dalam sebuah pernyataan, Katz menyatakan bahwa prioritas utamanya adalah memastikan kembalinya semua sandera yang Hamas tahan. Lalu menghancurkan infrastruktur Hamas di Gaza, dan menekan agresi Iran.
Penunjukannya di harapkan dapat memberikan stabilitas di tengah perang yang sedang berlangsung.
Katz mendapat pengakuan sebagai sekutu setia Netanyahu. Dan di perkirakan tidak akan menentang pendekatan keras Netanyahu terkait negosiasi gencatan senjata.
Tidak seperti pendahulunya, Yoav Gallant, yang memiliki latar belakang militer yang kuat. Katz lebih terkenal sebagai politisi berpengalaman dengan jaringan luas di dalam pemerintahan dan partai Likud. Hal ini menjadikannya pilihan yang strategis bagi Netanyahu.