Jakarta (Lampost.co) — Militer Israel melancarkan sejumlah serangan udara di ibu kota Lebanon, Beirut. Serangan itu menargetkan markas besar kelompok Hizbullah.
Mengutip Medcom.id, Sabtu, 28 September 2024, rangkaian ledakan besar itu menyebabkan awan asap tebal. Awan itu mengepul tinggi di atas lingkungan Haret Hreik yang padat penduduk di Dahiyeh, Beirut selatan, sekitar senja Jumat, 27 September 2024.
Israel mengatakan serangan itu ditujukan kepada “markas pusat” Hizbullah, yang disebut “berada di bawah kompleks hunian di jantung Dahiyeh di Beirut.”
Baca juga: Indonesia Walk Out saat Netanyahu Pidato di PBB
Beberapa bangunan di lingkungan Haret Hreik di Dahiyeh hancur menjadi puing-puing, menurut laporan saluran televisi Al-Manar milik Hizbullah. Ledakan itu mengguncang jendela dan rumah-rumah warga, sekitar 30 kilometer di utara Beirut. Sejumlah ambulans terlihat menuju ke tempat kejadian.
Setidaknya dua orang tewas dan 76 lainnya terluka dalam serangan itu, kata Kementerian Kesehatan Publik Lebanon, seraya mencatat bahwa ini adalah jumlah korban sementara.
“Serangan di pinggiran kota Haret Hreik di Beirut telah menghancurkan satu blok penuh di dekat bandara internasional Beirut, dan sekitar enam hingga sembilan bangunan hancur total atau sebagian,” kata Ali Hashem dari Al Jazeera, melaporkan dari Tyre di Lebanon selatan.
“Israel telah dengan sengaja menyerang pinggiran kota selatan Beirut dalam beberapa pekan terakhir, menargetkan komandan Hizbullah di berbagai daerah untuk membongkar rantai komando kelompok itu,” tambahnya.
Israel sebelumnya telah menyerang target di Dahiyeh empat kali sejak seminggu terakhir, menewaskan sedikitnya tiga komandan militer senior Hizbullah.
Namun, serangan pada Jumat jauh lebih dahsyat, dengan beberapa ledakan mengguncang jendela-jendela di seluruh kota. Mengingatkan publik pada serangan udara Israel selama perang dengan Hizbullah pada 2006.
Pengeboman terjadi beberapa saat setelah Netanyahu mengakhiri pidatonya kepada delegasi Majelis Umum PBB di New York. Ia berjanji untuk terus menyerang Hizbullah dan berjuang hingga “kemenangan total” di Jalur Gaza.