Ottawa (Lampost.co)—Kanada memasukkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran sebagai entitas “teroris”. Mereka mendesak warganya di Iran untuk meninggalkan negara itu.
Pemerintah Kanada membuat pengumuman pada Rabu (19/6/2024), dan mengatakan langkah tersebut akan membantu Ottawa dalam “melawan pendanaan teroris”.
“Keputusan memasukkan IRGC ke daftar KUHP mengirimkan pesan kuat bahwa Kanada akan menggunakan semua alat miliknya untuk memerangi aktivitas teroris IRGC. Baik secara sepihak maupun mengetahui adanya hubungan dengan entitas teroris yang terdaftar seperti Hizbullah dan Hamas,” kata Pemerintah Kanada dalam sebuah pernyataan, melansir Al Jazeera, Kamis (20/6/2024).
Selama bertahun-tahun, oposisi Konservatif di Kanada telah mendesak Perdana Menteri Partai Justin Trudeau memasukkan IRGC ke daftar hitam.
Pada Rabu, Dominic LeBlanc, menteri keamanan publik Kanada, mengutip catatan hak asasi manusia Iran sebagai salah satu alasan di balik keputusan tersebut.
“Iran secara konsisten menunjukkan pengabaian hak asasi manusia. Baik itu di dalam maupun di luar Iran. Serta kesediaan untuk mengganggu stabilitas tatanan internasional,” kata LeBlanc dalam sebuah pernyataan.
“Pendaftaran IRGC berdasarkan pada upaya Pemerintah Kanada yang lebih luas untuk memastikan tidak ada impunitas atas tindakan melanggar hukum Iran dan dukungannya terhadap terorisme,” imbuhnya.
Menteri Luar Negeri Melanie Joly mendesak warga Kanada untuk tidak melakukan perjalanan ke Iran. Dia beralasan meningkatnya risiko “penahanan sewenang-wenang”.
“Bagi mereka yang berada di Iran saat ini, inilah waktunya untuk pulang. Bagi mereka yang berencana pergi ke Iran, jangan pergi,” katanya pada konferensi pers.
Daftar tersebut mengharuskan lembaga keuangan Kanada membekukan aset IRGC. Kemudian melarang warga negara Kanada terlibat transaksi keuangan dengan kelompok tersebut.
Sejak 2019
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) sudah menetapkan IRGC sebagai kelompok “teroris” pada 2019.
IRGC, pasukan elite yang beroperasi dengan otonomi tertentu dan bertanggung jawab langsung kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, adalah cabang resmi militer Iran.
Hubungan antara Iran dan Kanada telah bermasalah selama beberapa dekade. Ottawa memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran pada 2012, dengan alasan program nuklirnya dan dukungannya terhadap pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah.
Hubungan tersebut makin memburuk pada 2020, setelah Iran menembak jatuh sebuah pesawat yang membawa puluhan warga negara Kanada dan penduduk tetap di dalamnya.
Penerbangan Ukraine International Airlines menuju Kyiv dihantam dengan dua rudal tak lama setelah lepas landas dari Teheran pada 8 Januari 2020.
Serangan rudal ini terjadi di saat ketegangan antara Iran dan AS meningkat. Beberapa jam sebelumnya, IRGC telah menargetkan pasukan AS di Irak setelah pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani, yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Bagdad.
Para pejabat Iran mengatakan jatuhnya Boeing 737 merupakan kecelakaan dengan penyebabnya kesalahan manusia dalam mengoperasikan sistem pertahanan udara.
Tahun lalu, pengadilan Iran menjatuhkan hukuman awal terhadap 10 orang tanpa menyebutkan namanya karena tuduhan berperan dalam insiden tersebut. Mereka termasuk operator sistem pertahanan.
Iran juga telah menetapkan kompensasi sebesar 150.000 dolar AS untuk setiap keluarga korban. Dan tahun lalu Iran mengatakan pihaknya telah memulai pembayaran tersebut.
Namun dalam kasus di Mahkamah Internasional, Kanada menuduh Iran gagal “melakukan penyelidikan dan penuntutan pidana yang tidak memihak, transparan dan adil sesuai dengan hukum internasional”.
Masuknya IRGC terjadi ketika Pemerintah Kanada menghadapi pertanyaan mengenai komitmennya terhadap hak asasi manusia terkait dengan hubungan dekatnya dengan Israel. Negeri Zionis itu telah mendapat tuduhan melakukan pelanggaran yang merajalela di Gaza.