Jakarta (Lampost.co) — UNICEF memperingatkan bahwa eskalasi lebih lanjut antara Israel dan Hizbullah akan menjadi bencana bagi semua anak di Lebanon dan menyerukan de-eskalasi segera.
“Pada Senin (23/9) saja, sedikitnya 35 anak dilaporkan tewas di Lebanon. Jumlah ini lebih banyak dari jumlah anak yang tewas di Lebanon dalam 11 bulan terakhir. 11 bulan dalam satu hari. 35 anak, dalam satu hari di antara 492 anak yang di laporkan tewas,” kata wakil perwakilan UNICEF untuk Lebanon Ettie Higgins dalam jumpa pers PBB di Jenewa mengenai serangan udara Israel, melansir Mediaindonesia.com, Rabu, 25 September 2024.
Memperhatikan bahwa lebih dari 1.645 orang juga terluka selama serangan udara tersebut, Higgins menekankan bahwa “semakin banyak anak-anak yang berada dalam bahaya saat saya berbicara, terpapar serangan yang terus-menerus, mengungsi dari rumah mereka dan tidak dapat mengandalkan sistem kesehatan yang kewalahan dan kekurangan sumber daya.”
Baca juga: Mayoritas WNI Memilih Tinggal Meski Lebanon Siaga 1
“Jika kita kembali ke konflik, seperti hari-hari gelap 2006, saya khawatir masa ini akan lebih buruk bagi anak-anak Lebanon,” katanya.
Ia menggarisbawahi bahwa keluarga-keluarga di Lebanon sudah berada “di ambang kehancuran” akibat krisis ekonomi dan politik.
“Setiap eskalasi lebih lanjut dalam konflik ini akan menjadi bencana besar bagi semua anak di Lebanon. Terutama bagi keluarga dari desa-desa dan kota-kota di selatan dan Bekaa, di Lebanon Timur, yang terpaksa meninggalkan rumah mereka,” kata pejabat UNICEF.
Ia mencatat bahwa jumlah pengungsi baru ini menambah jumlah 112 ribu orang yang telah mengungsi sejak Oktober. “Kemarin adalah hari terburuk di Lebanon dalam 18 tahun terakhir. Kekerasan ini harus segera di hentikan, atau konsekuensinya akan sangat tidak adil,” kata dia.