Tel Aviv (Lampost.co)—Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan akan mengirimkan delegasi untuk pembahasan gencatan senjata dengan Hamas di Qatar. Pimpinan Mossad, David Barnea, akan memimpin delegasi tersebut.
Pembicaraan tersebut berlangsung di Qatar, Jumat (5/7/2024). David Barnea berada di Doha pada Kamis (4/7/2024) dan akan bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
Delegasi Barnea berangkat ke Qatar untuk melanjutkan pembicaraan tentang gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.
“Ia akan bertemu dengan perdana menteri Qatar untuk berdiskusi yang bertujuan mendekatkan kedua belah pihak pada kesepakatan di Gaza,” kata sumber kepada AFP.
Di tengah optimisme baru, Netanyahu mengadakan pertemuan kabinet keamanannya pada Kamis (4/7/2024) malam. Mereka membahas proposal baru yang Hamas kirim melalui mediator Qatar dan Mesir.
Israel yakin puluhan sandera masih hidup di Gaza dan dengan perang yang memakan korban jiwa yang makin banyak di wilayah Palestina. Kedua belah pihak menghadapi tekanan internasional yang meningkat untuk mencapai kesepakatan.
AS Puji Israel
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memuji keputusan Israel mengirimkan delegasi. Pujian ia sampaikan dalam percakapan telepon dengan Netanyahu.
Biden menyambut baik keputusan meminta negosiator Israel “berinteraksi” dengan mediator dalam upaya “untuk menutup kesepakatan”.
“Amerika Serikat yakin Israel dan Hamas memiliki peluang yang cukup signifikan untuk mencapai kesepakatan tentang gencatan senjata dan pembebasan sandera,” kata seorang pejabat senior AS.
Hamas menuntut pengakhiran perang dan penarikan pasukan Israel sebagai langkah awal dari kesepakatan penyanderaan.
Israel membalas bahwa perang tidak akan berakhir tanpa pembebasan sandera. Netanyahu juga telah berkali-kali bersumpah bahwa operasi di Gaza tidak akan berakhir sampai kemampuan militer dan pemerintah Hamas hancur.
Perang bermula saat serangan 7 Oktober 2023 di Israel Selatan yang mengakibatkan kematian 1.195 orang, sebagian besar warga sipil, berdasarkan data Israel.
Serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 38.011 orang, sebagian besar warga sipil, menurut data kementerian kesehatan wilayah yang berada di bawah kekuasaan Hamas.