Moskow (Lampost.co) — Salah satu pemimpin gerakan Palestina, Hamas, Khaled Meshaal mengambil alih peran sebagai kepala sementara kelompok tersebut setelah Yahya Sinwar diduga meninggal akibat serangan Israel.
Perihal itu dikabarkan oleh saluran televisi Lebanon LBCI yang mengutip sejumlah sumber.
Menurut laporan media tersebut, Meshaal, adalah pemimpin gerakan Hamas di luar Palestina. Kini ia bertanggung jawab atas semua kegiatan komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi dan masalah tahanan.
Baca juga: Yahya Sinwar Tewas, Biden: Akhiri Perang dan Bawa Pulang Sandera
Sejumlah sumber juga mengonfirmasi kepada LBCI bahwa pemimpin Hamas itu “memberi tahu pejabat Turki, Qatar, dan Mesir” tentang kematian Sinwar.
Pihak pasukan Israel (IDF) mengonfirmasikan pada Kamis (17/10) bahwa Yahya Sinwar telah gugur dalam sebuah operasi di Jalur Gaza selatan.
Sinwar dianggap sebagai dalang utama dan penyelenggara serangan oleh Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Sebelumnya, ada 3 calon kuat yang akan menggantikan Yahya Sinwar.
Khalil Al-Hayya
Khalil Al-Hayya adalah wakil Sinwar dan telah memimpin tim Hamas dalam pembicaraan gencatan senjata tidak langsung dengan Israel. Di bawah pengawasan mantan pemimpin Hamas yang tewas bulan Juli, Ismail Haniyeh.
Hayya adalah salah satu figur yang paling aktif dalam kepemimpinan Hamas saat ini. Ia telah selamat dari dua percobaan pembunuhan oleh Israel.
Pengalaman diplomasi dan hubungannya yang erat dengan Haniyeh menjadikannya kandidat utama untuk menggantikan Sinwar sebagai pemimpin di Gaza.
Mahmoud Al-Zahar
Mahmoud Al-Zahar adalah salah satu pendiri Hamas yang memiliki pandangan keras terhadap Israel dan oposisi lainnya. Sebagai seorang ahli bedah, Al-Zahar di kenal dengan julukan “Jenderal” oleh teman maupun musuhnya.
Meskipun ia belum memberikan pernyataan publik atau muncul sejak 7 Oktober, pengalamannya dalam struktur Hamas membuatnya sebagai salah satu calon kuat pengganti Sinwar.
Khaled Meshaal
Khaled Meshaal, yang pernah memimpin Hamas dari 2004 hingga 2017. Ia sebagai calon kuat untuk menggantikan Ismail Haniyeh sebagai pemimpin tertinggi Hamas.
Meshaal, yang saat ini berusia 68 tahun, memiliki pengalaman luas dalam kepemimpinan politik Hamas dan pernah menjadi target percobaan pembunuhan oleh agen Israel di Yordania pada 1997.
Pengalamannya dalam memimpin Hamas membuatnya juga menjadi kandidat yang potensial untuk menggantikan Sinwar.
Siapa pun yang akan menjadi pengganti Yahya Sinwar, jika ia benar-benar tewas, akan menghadapi tantangan besar. Terutama dalam mempertahankan pengaruh Hamas di tengah situasi yang semakin memanas di wilayah tersebut.