Jakarta (Lampost.co) — Iran mengirim pesan kepada Washington melalui Swedia yang menyebutkan bahwa serangan rudal Iran terhadap Israel pada 1 Oktober 2024 merupakan hak Iran untuk membela diri, kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada Rabu.
Secara terpisah, Iran juga telah memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak ikut campur urusan mereka.
Pada Selasa, 1 Oktober 2024, Iran meluncurkan ratusan rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Lalu pemimpin politik kelompok perjuangan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh serta komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Abbas Nilforoushan.
Baca juga: Tentang Nasrallah, Pendiri Hizbullah yang Tewas dalam Serangan Israel
Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa pemerintahnya tidak mencari perang dengan Israel, melainkan akan menghadapi ancaman apa pun dengan cara yang tegas.
“Pertukaran pesan bukan berarti [ada] kesepakatan dan sebelum respons [Iran terhadap perbuatan Israel di kawasan] tidak ada pertukaran pesan. Setelah muncul respons, peringatan dikeluarkan kepada Swedia untuk meneruskannya kepada Amerika Serikat,” ujar Araghchi.
Baca juga: Komandan Lapangan Hamas Tewas Dalam Serangan Israel di Lebanon
“Dan di katakan [dalam pesan itu] bahwa [serangan rudal terhadap Israel] adalah hak kami untuk membela diri dan kami tidak berniat melanjutkan [serangan]. Kami juga mengeluarkan peringatan kepada Amerika Serikat untuk menyingkir dan tidak ikut campur,” kata Araghchi,.