Dhaka (Lampost.co)—Tidak terima usai terguling dari posisi Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina menyerukan para pendukungnya unjuk kekuatan pekan ini. Aksi itu tepatnya pada momen Hari Berkabung Nasional pada Kamis (15/8/2024).
Dia menyampaikan seruan di saat pengadilan Bangladesh memutuskan melanjutkan penyelidikan pembunuhan terkait kerusuhan yang memaksa Hasina lengser dari kekuasaan.
Melansir Channel News Asia, Rabu (14/8/2024), Hasina melarikan diri ke India pekan lalu setelah kerusuhan besar di Dhaka. Aksi itu mengakhiri 15 tahun pemerintahannya. Dalam kerusuhan itu, lebih dari 450 orang tewas dan para pendukung partainya, Liga Awami, terus melakukan aksi protes di jalan-jalan.
Hasina menyerukan kepada para pendukungnya untuk memperingati Hari Berkabung Nasional pada 15 Agustus. Peringatan itu menandai pembunuhan ayahnya, Sheikh Mujibur Rahman. Ia juga meminta mereka berdoa dan menghormati sosok sang ayah di rumah masa kecilnya di Dhaka, yang telah massa rusak setelah penggulingannya.
“Saya mengimbau Anda untuk memperingati Hari Berkabung Nasional pada tanggal 15 Agustus dengan rasa hormat dan khidmat,” katanya dalam sebuah pernyataan tertulis yang diberikan kepada para wartawan melalui putranya yang tinggal di Amerika Serikat.
Dia meminta para pendukungnya “berdoa untuk keselamatan semua jiwa dengan memberikan karangan bunga dan berdoa” di rumah masa kecilnya di ibu kota Dhaka.
Tuntut Penyelidikan
Dalam pernyataan tertulis tersebut, Hasina juga menuntut penyelidikan pembunuhan dan tindakan kriminal lain yang terjadi selama kerusuhan yang memaksanya mundur dari jabatan. Dia menegaskan para pelaku harus teridentifikasi dan mendapat hukuman.
Pengadilan di Dhaka telah membuka penyelidikan terhadap Hasina dan beberapa pejabat tinggi lainnya. Penyelidikan terkait kematian pemilik toko kelontong pada 19 Juli 2024 lalu. Pemerintahan sementara Bangladesh di bawah pimpinan Muhammad Yunus, peraih Nobel Perdamaian, telah membatalkan hari libur nasional yang sebelumnya pemerintah Hasina tetapkan.
Yunus mengisyaratkan pemerintah tidak akan campur tangan dalam penyelidikan pembunuhan terhadap Hasina dan tokoh Liga Awami lainnya. Ia berkomitmen membawa reformasi demokratis di Bangladesh, dan berencana mengadakan pemilu dalam beberapa bulan mendatang. (Shofiy Nabilah)