Kyiv (Lampost.co) — Militer Ukraina menyerang Moskow, Rusia, dengan gelombang besar pesawat nirawak (drone) pada Minggu, 10 November 2024. Ini merupakan serangan drone terbesar di ibu kota Rusia sejak perang antar kedua negara meletus pada Februari 2022.
Gelombang serangan 32 drone ini memaksa penerbangan dialihkan dari tiga bandara utama Moskow, dan juga membuat satu orang terluka.
Sistem pertahanan udara Rusia telah menembak jatuh 32 drone yang terbang menuju Moskow di atas distrik Ramenskoye dan Kolomensky di wilayah Moskow. Serta di kota Domodedovo, rumah bagi salah satu bandara terbesar di kota tersebut, kata Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin.
Baca juga: AS Tambah Bantuan Militer Rp6,6 T untuk Ukraina di Tengah Keterlibatan Korut
“Sebanyak 32 pesawat nirawak yang terbang ke Moskow telah dihancurkan,” kata Sobyanin, melansir dari Medcom.id, Senin, 11 November 2024.
Ia melaporkan tidak ada kerusakan besar, meski badan transportasi udara federal Rusia mengatakan bandara Domodedovo, Sheremetyevo, dan Zhukovo telah mengalihkan penerbangan.
Ketiga bandara tersebut telah melanjutkan operasinya, kata pengawas penerbangan Rusia Rosaviatsia. Moskow dan wilayah sekitarnya, dengan populasi sedikitnya 21 juta orang, merupakan salah satu wilayah metropolitan terbesar di Eropa bersama Istanbul.
20 Drone
Distrik Ramenskoye, sekitar 45 kilometer di tenggara Kremlin, terakhir kali menjadi sasaran serangan Ukraina pada September. Kala itu, unit pertahanan udara Rusia menghancurkan 20 drone.
Video yang belum diverifikasi di saluran Telegram Rusia menunjukkan sejumlah drone terbang di cakrawala. Pejabat Rusia melaporkan beberapa serangan drone Ukraina di wilayah lain, di antaranya Kaluga, Bryansk, dan Orlov.
Perang yang telah berlangsung selama 2,5 tahun di Ukraina memasuki apa yang menurut beberapa pejabat dapat menjadi babak terakhirnya, seiring pesatnya pergerakan pasukan Moskow dan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat.
Trump, yang akan menjabat di bulan Januari, mengatakan selama kampanye bahwa ia dapat membawa perdamaian di Ukraina dalam waktu 24 jam. Kendati begitu, ia belum memberikan sedikit rincian tentang bagaimana ia akan melakukannya.
Ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menelepon Trump untuk memberi selamat atas kemenangannya dalam pemilihan presiden, CEO Tesla sekaligus pendukung Trump Elon Musk turut serta dalam panggilan tersebut, menurut laporan media.
Musk memiliki SpaceX, yang menyediakan layanan komunikasi satelit Starlink yang sangat penting bagi upaya pertahanan Ukraina.