Sucre (Lampost.co)—Presiden Bolivia, Luis Arce, makin mendapat tekanan usai berakhirnya kudeta gagal beberapa hari lalu. Sejumlah orang, termasuk eks Presiden Evo Morales, menuduh Luis Arce sengaja merancang “kudeta diri sendiri”. Hal itu demi menaikkan popularitas di tengah masyarakat.
Morales, sekutu Arce di masa lalu, awalnya termasuk di antara suara terkuat di Bolivia yang mengatakan sekitar 200 anggota militer berupaya melakukan “kudeta” pada Rabu lalu. Ia menyerukan penagkapan dan mengadili “semua yang terlibat dalam kudeta itu”.
Namun pada hari Minggu kemarin, Morales bergabung dengan pihak lain yang berpendapat Arce sendiri yang sebenarnya mengatur kudeta tersebut dalam upaya meraih simpati rakyat Bolivia di tengah merosotnya popularitas.
Arce “tidak menghormati kebenaran, menipu kita, berbohong, tidak hanya kepada rakyat Bolivia tetapi juga kepada seluruh dunia,” kata Morales dalam sebuah program siaran lokal dan PBS News lansir, Senin (1/7/2024).
Melalui media sosial X, Morales juga menyerukan penyelidikan independen terhadap aksi kudeta Bolivia.
Morales mendukung tuduhan mantan Jenderal Juan José Zuniga, yang menjadi terduga pemimpin upaya kudeta tersebut. Ia mengatakan Zuniga telah memberi tahu rekan-rekan dan keluarganya tentang rencana kudeta sebelum melaksanakannya. Saat dalam tahanan, ia memberi tahu pihak berwenang bahwa Arce telah “mengkhianatinya”.
“Presiden mengatakan kepada saya: ‘Situasinya sangat kacau, sangat kritis. Perlu menyiapkan sesuatu untuk meningkatkan popularitas saya’,” ucap Zúniga mengutip pernyataan Arce.
Teori itu dengan cepat mendapat respons musuh-musuh politik Arce, yang menyebutnya sebagai “kudeta diri sendiri”.
“Pada suatu saat kebenaran akan terkuak,” ujar Zúniga kepada awak media saat pemindahan ke penjara pada hari Sabtu (29/6/2024).