Jakarta (Lampost.co) — Serdadu Israel menargetkan kilang minyak Iran sebagai pembalasan atas serangan Selasa, 1 Oktober 2024, malam. Iran dilaporkan meluncurkan sekitar 180 rudal balistik ke Tel Aviv dan sasaran lainnya di seluruh negeri dalam peningkatan eskalasi konflik kedua negara tersebut.
Situs AS Axios melaporkan bahwa para pejabat Israel sedang mempertimbangkan pembalasan signifikan terhadap serangan Iran. Mereka dapat menargetkan fasilitas produksi minyak di Iran dan lokasi strategis lainnya.
Para pejabat Israel diketahui sedang berunding dengan Amerika Serikat (AS) mengenai cara mengkalibrasi respons militer mereka. Hal ini dapat mendorong Timur Tengah semakin dekat ke jurang perang regional.
Baca juga: Jika Israel Membalas, Iran Siapkan Respon Lebih Dahsyat
Para analis juga berpendapat bahwa Israel dapat menargetkan fasilitas program nuklir Iran. Meskipun AS mungkin ingin mengesampingkan opsi tersebut karena kemungkinan akan meningkatkan konflik lebih lanjut.
“Akan ada konsekuensi yang parah atas serangan ini dan kami akan bekerja sama dengan Israel untuk mewujudkannya,” kata penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, pada Selasa, 1 Oktober 2024 malam. Dia menambahkan bahwa AS akan melakukan konsultasi berkelanjutan dengan Israel hari ini.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengadakan rapat kabinet keamanan pada Selasa, 1 Oktober 2024 malam untuk membahas tanggapan militer terhadap serangan tersebut. Menurut Axios, para pejabat Israel pada prinsipnya setuju untuk melancarkan pembalasan tetapi perlu berunding dengan para pejabat AS mengenai kerja sama pertahanan dari Komando Pusat AS, serta pasokan amunisi dan dukungan operasional lainnya.
“Iran membuat kesalahan besar malam ini dan mereka akan menanggung akibatnya,” kata Netanyahu pada pertemuan kabinet keamanannya pada Selasa malam. “Rezim di Iran tidak memahami tekad kami untuk membela diri dan tekad kami untuk membalas musuh-musuh kami, mereka akan memahaminya,” ujarnya.
Anggota Parlemen AS Dukung
Anggota parlemen AS mendukung serangan terhadap produksi minyak Iran. Senator Lindsey Graham dari Carolina Selatan, mengatakan dia akan mendesak pemerintahan Biden untuk mengoordinasikan tanggapan yang luar biasa dengan Israel, di mulai dengan kemampuan Iran untuk memurnikan minyak. “Kilang minyak Iran harus di pukul dan di hantam dengan keras,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan bahwa mereka akan mengirim pasukan tambahan untuk bergabung dalam serangan darat ke Lebanon selatan sebagai bagian dari operasi terbesar di negara itu sejak perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah yang di dukung Iran.
Dalam pesan yang di posting di Telegram, IDF mengatakan akan mengirim Divisi ke-36, termasuk pasukan dari tiga brigade, untuk bergabung dalam serangan terbatas, terlokalisasi dan di targetkan terhadap sasaran teror Hizbullah dan infrastruktur teroris di Lebanon selatan yang di mulai pada hari Senin.
“Para prajurit di dampingi oleh IAF dan Brigade Artileri ke-282,” bunyi pengumuman tersebut pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Media Israel melaporkan bahwa sekitar 100 roket telah di luncurkan ke Israel dari arah Lebanon sejauh ini. Di tengah laporan bentrokan langsung pertama antara pasukan darat Israel dan Hizbullah.
Sejauh ini, Israel hanya mengerahkan Divisi 98 untuk melancarkan serangan ke Lebanon selatan. Sehingga operasi tersebut jauh lebih kecil ketimbang serangan ke Gaza. Pengerahan terbaru Israel menunjukkan bahwa Israel dapat mengintensifkan operasinya di sana.