Jakarta (Lampost.co)—Konflik bersenjata antara Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas di Jalur Gaza telah terjadi sejak Oktober 2023. Ada kemungkinan konflik meluas ke wilayah lain karena melibatkan sejumlah pihak. Hal ini memicu kekhawatiran banyak pihak, termasuk Indonesia yang warganya tersebar di sejumlah negara Timur Tengah.
Dalam mengantisipasi perluasan konflik Gaza, semua perwakilan diplomatik Indonesia di Timur Tengah telah menyiapkan rencana kontingensi. Rencana ini berdasarkan pada fungsi negara dalam melindungi semua warga, dalam hal ini warga negara Indonesia (WNI).
“Titik konflik di Gaza berpotensi terjadi eskalasi ke beberapa titik. Masing-masing KBRI di Timur Tengah sudah membuat rencana kontingensi sebagai antisipasi jika terjadi eskalasi lebih lanjut yang membahayakan WNI,” ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kemenlu RI, Judha Nugraha, dalam konferensi pers, Rabu (29/5/ 2024).
Saat ini, ujar Judha, KBRI Amman di Yordania telah menetapkan wilayah Israel dan Palestina ke level Siaga 1. Sementara KBRI Teheran di Iran menetapkan ibu kota Teheran ke Siaga 2.
KBRI Beirut menetapkan Lebanon bagian selatan yang berbatasan dengan Israel ke Siaga 1, dengan wilayah lainnya di negara tersebut Siaga 2.
Untuk WNI, jumlah WNI di Israel saat ini tercatat ada 130. Di Jalur Gaza ada 8, di Suriah 2.361, di Lebanon 217, di Iran 387, dan di Irak 553.
“Ini adalah warga negara kita yang tercatat KBRI, yang aktif melapor ke Lapor Diri. Dalam konteks perlindungan, semua perwakilan RI (di Timur Tengah) sudah membuat rencana kontingensi,” ujar Judha.