Jakarta (Lampost.co) — Serangan Israel di sebuah sekolah yang menampung para pengungsi dan satu bangunan hunian di Jalur Gaza telah menewaskan setidaknya 13 warga Palestina dan membuat 15 lainnya terluka, lapor kantor berita WAFA pada Sabtu dini hari, 7 September 2024.
Setidaknya 8 korban tewas ditemukan di balik tenda-tenda pengungsi yang rusak di Sekolah Halima al-Sa’diyya di Jabalia di Gaza utara, lapor WAFA dan dikutip voanews.
Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah “melakukan serangan presisi terhadap para teroris yang beroperasi di dalam pusat komando dan kendali Hamas yang tertanam di dalam kompleks yang sebelumnya berfungsi sebagai Sekolah ‘Halima al-Sa’diyya’ di Jalur Gaza utara.”
Baca juga: Berisiko Langgar Hukum Internasional, Inggris Tangguhkan 30 Izin Ekspor Senjata ke Israel
Dalam insiden terpisah, lima warga Palestina tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di kamp Nuseirat di Gaza tengah.
Pertumpahan darah terbaru dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun di picu pada 7 Oktober 2023, ketika kelompok pejuang Palestina Hamas menyerbu Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel.
Serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 40.800 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan setempat, sementara hampir seluruh populasi yang berjumlah 2,3 juta orang telah mengungsi. Serangan Israel ini menyebabkan krisis kelaparan dan tuduhan genosida di Mahkamah Internasional ICJ). Israel membantah tuduhan tersebut.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sedikitnya 1,9 juta orang di seluruh Jalur Gaza mengungsi secara internal, termasuk beberapa yang mengungsi lebih dari 10 kali.