Gaza (Lampost.co)—Israel melancarkan serangan berskala besar di Jalur Gaza, menewaskan 8 orang dan melukai puluhan lain, Selasa (2/7/2024). Gempuran terjadi setelah militer Israel memerintahkan warga Palestina segera mengungsi dari Kota Khan Younis dan Rafah.
Ratusan warga mulai meninggalkan wilayah padat penduduk di dalam dan sekitar Kota Khan Younis sejak Senin (1/7/2024) malam. Hal itu terjadi setelah Israel memerintahkan untuk segera pergi ke “zona kemanusiaan” yang ada di sepanjang pantai Gaza.
Pengungsi dalam jumlah besar terlihat meninggalkan wilayah timur dan selatan menuju pusat dan barat Kota Khan Younis. Beberapa dari mereka terpaksa tidur di jalanan karena tidak punya tempat tujuan.
Korban pengeboman pada Selasa (2/7/2024) telah dibawa ke Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, lapor sumber medis kepada The National News. Sementara kelompok Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan Rumah Sakit Al Amal penuh sesak dengan korban luka serangan Israel.
Perintah evakuasi terbaru militer Israel di Gaza terbit setelah kelompok pejuang Jihad Islam menembakkan sejumlah roket ke komunitas Israel di dekat perbatasan Gaza belum lama ini.
Serangan Tanggapan
Brigade Al Quds, sayap bersenjata Jihad Islam yang merupakan sekutu Hamas, mengatakan serangan itu sebagai tanggapan atas “kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina kami”.
Tentara Israel mengatakan “sekitar 20 proyektil teridentifikasi telah melintas dari wilayah Khan Younis”, yang sebagian besar berhasil tercegat. Tidak ada korban dari rentetan serangan roket tersebut.
Perintah evakuasi berlaku untuk Al Qarara, Bani Suhaila, Al Fokhari, dan kota-kota lain di Rafah dan Khan Younis. Perintah itu terbit beberapa hari setelah Israel meminta penduduk Al Shujaiyah di Gaza Utara pergi sebelum berlangsungnya operasi militer di wilayah itu.
Tim medis di Rumah Sakit Eropa di Al Fokhari mulai memindahkan pasien ke Kompleks Medis Nasser di Khan Younis. Meski tentara Israel tidak secara khusus memerintahkan pengosongan rumah sakit itu, lokasinya di zona evakuasi menimbulkan kekhawatiran di antara staf.
Rumah Sakit Eropa adalah salah satu yang masih beroperasi di jalur Gaza. Sebab, sebagian besar lainnya sudah rusak parah akibat serangan Israel.