Jakarta (Lampost.co) — Boeing B-52 Stratofortress adalah pesawat pembom berat jarak jauh yang telah menjadi andalan Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) sejak 1955.
Pesawat ini dirancang sebagai pembom strategis dengan kemampuan untuk membawa berbagai jenis senjata, termasuk senjata konvensional dan nuklir, dengan daya jangkau yang luar biasa.
Pesawat ini telah tiba di Israel pada 3 November 2024 sebagai antisipasi AS dalam melindungi Israel dari serangan balasan Iran yang telah dijanjikan atas serangan Israel pada 26 Oktober 2024, berikut informasi tentang B-52.
Baca juga: Kenalan dengan F-35i Adir, Jet Tempur Tercanggih Penyerang Iran
Spesifikasi Teknis B-52
B-52 Stratofortress memiliki panjang sekitar 48,5 meter dan lebar sayap 56,4 meter, dengan tinggi sekitar 12,4 meter. Berat kosong pesawat ini adalah 83.250 kg, dan berat maksimum saat lepas landas dapat mencapai 219.600 kg.
Pesawat ini ditenagai oleh delapan mesin Pratt & Whitney TF33-P-3/103 turbofan, masing-masing menghasilkan daya dorong sebesar 17.000 pon.
B-52 dapat mencapai kecepatan maksimum sekitar 1.000 km/jam dan memiliki jangkauan tempur hingga 14.200 km tanpa pengisian bahan bakar di udara.
Kemampuan untuk terbang di ketinggian lebih dari 15.000 meter menjadikannya sulit dijangkau oleh sistem pertahanan udara musuh.
Selain itu, pesawat ini juga memiliki kemampuan untuk melakukan pengisian bahan bakar di udara, yang memungkinkan misi jarak jauh yang lebih lama.
Kemampuan Persenjataan B-52
B-52 memiliki kapasitas muatan hingga 32.000 kg dan dapat membawa berbagai jenis senjata, termasuk bom konvensional, bom berpemandu presisi, rudal jelajah, dan senjata nuklir.
Pesawat ini mampu membawa hingga 20 AGM-86 ALCM (Air Launched Cruise Missile), yang memiliki jangkauan lebih dari 2.400 km, memungkinkan serangan dari jarak aman.
Untuk bom konvensional, B-52 dapat membawa bom Mk-82 dan Mk-84, serta bom berpemandu JDAM (Joint Direct Attack Munition) yang memungkinkan serangan presisi.
JDAM meningkatkan akurasi serangan, bahkan dalam kondisi cuaca buruk. Selain itu, B-52 dapat membawa bom cluster CBU-87 dan bom pembakar untuk menghancurkan target luas atau target keras.
B-52 juga dapat membawa rudal anti-kapal AGM-84 Harpoon untuk misi maritime strike, dengan jangkauan sekitar 125 km.
Dalam misi nuklir, B-52 dapat membawa hingga delapan bom gravitasi nuklir B61 atau B83 yang memiliki opsi hulu ledak yang dapat di sesuaikan.
B-52 di lengkapi sistem peperangan elektronik canggih, termasuk pengacak radar, flare, dan chaff untuk mengacaukan rudal musuh. Perangkat jamming onboard juga membantu mengganggu sistem komunikasi dan radar musuh, memberikan perlindungan tambahan selama misi.
Kemampuan Operasional dan Modernisasi
Selama lebih dari enam dekade, B-52 telah di gunakan dalam berbagai operasi militer, seperti Perang Vietnam, Perang Teluk, operasi di Afghanistan, dan kampanye melawan ISIS di Timur Tengah.
Pesawat ini di kenal karena kemampuannya melakukan serangan berkelanjutan dan dukungan udara dalam operasi tempur besar.
Kemampuan operasional B-52 yang fleksibel memungkinkan adaptasi untuk berbagai misi. Termasuk pemboman strategis, dukungan udara jarak dekat, dan penindasan pertahanan udara musuh.
Pesawat ini dapat membawa senjata dengan konfigurasi yang di sesuaikan, memungkinkan pelaksanaan misi dari pemboman besar-besaran hingga serangan presisi.
Modernisasi B-52 mencakup peningkatan sistem avionik dengan radar AESA untuk deteksi dan penargetan yang lebih baik.
Sistem komunikasi digital yang baru memungkinkan koneksi langsung dengan jaringan komunikasi militer untuk efektivitas misi yang lebih tinggi.
Modernisasi lainnya mencakup integrasi senjata pintar terbaru seperti JDAM dan LRSO. Serta penggantian mesin untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan memperpanjang usia operasional.
Teknologi countermeasure modern, seperti sistem penanggulangan rudal inframerah dan perangkat perang elektronik, juga di tambahkan untuk menjaga relevansi pesawat ini di lingkungan tempur modern.
Peran Strategis B-52
B-52 adalah simbol kekuatan udara Amerika Serikat dan berfungsi sebagai elemen kunci dalam strategi pertahanan nuklir AS.
Pesawat ini memiliki kemampuan untuk membawa dan meluncurkan rudal jelajah nuklir. Itu memberikan opsi serangan balasan yang efektif dalam situasi krisis.
Fleksibilitas dan daya jangkau yang tinggi menjadikan B-52 sebagai pilihan utama untuk misi penyerangan strategis jarak jauh.
Selain perannya sebagai deterrent nuklir, B-52 juga sering di gunakan dalam misi-misi konvensional. B-52 tetap menjadi salah satu pesawat pembom yang paling di takuti di dunia. Sebab ia memiliki kemampuan membawa berbagai jenis senjata dan sistem pertahanan.