Jakarta (Lampost.co) — Pejuang Hizbullah siap menghadapi invasi darat Israel ke Lebanon. Wakil pemimpin kelompok itu Naim Qassem menyampaikannya pada Senin, 30 September 2024, dalam pidato publik pertamanya sejak Israel membunuh pemimpinnya Hassan Nasrallah minggu lalu.
Ia menegaskan, Israel tidak akan mencapai tujuannya. “Kami akan menghadapi kemungkinan apa pun. Kami siap jika Israel memutuskan untuk masuk melalui darat dan pasukan perlawanan siap untuk pertempuran darat,” katanya melansir Medcom.id, Selasa, 1 Oktober 2024.
Dia berbicara saat serangan udara Israel terhadap target di Beirut dan tempat lain di Lebanon terus berlanjut. Serangan terbaru memperpanjang gelombang konflik selama dua minggu yang telah menewaskan, tak hanya beberapa komandan Hizbullah tetapi juga sekitar 1.000 warga Lebanon.
Baca juga: Siap Perang Panjang, Pemimpin Sementara Hizbullah: Kemenangan Adalah Sekutu Kita
Serangan Israel ke Lebanon juga memaksa satu juta orang meninggalkan rumah mereka.
Kerugian itu merupakan yang terbesar bagi Hizbullah sejak Garda Revolusi Iran membentuk kelompok itu pada 1982 untuk melawan invasi Israel ke Lebanon. Nasrallah telah membangunnya menjadi kekuatan militer dan politik Lebanon yang paling kuat, dengan pengaruh yang luas di Timur Tengah.
Kini, negara ini menghadapi tantangan untuk mengganti seorang pemimpin besar yang merupakan pahlawan bagi para pendukungnya karena ia menentang Israel meskipun Barat mencapnya sebagai dalang teroris.
“Kami akan memilih sekretaris jenderal untuk partai tersebut pada kesempatan paling awal…dan kami akan mengisi kepemimpinan dan posisi secara permanen,” kata Qassem.
Terus Tembakkan Roket
Qassem mengatakan, para pejuang Hizbullah terus menembakkan roket sedalam 150 km ke wilayah Israel. Mereka siap menghadapi kemungkinan serangan darat Israel.
“Apa yang kami lakukan adalah hal yang paling minimum. Kami tahu bahwa pertempuran itu mungkin akan berlangsung lama,” katanya.
“Kami akan menang seperti yang kami menangkan dalam pembebasan tahun 2006 dalam menghadapi musuh Israel,” tambah Qassem, mengacu pada konflik besar terakhir antara kedua musuh tersebut.
Kemungkinan, langkah Israel berikutnya adalah mengirim pasukan darat dan tank melintasi perbatasan ada di benak banyak orang. Namun, Israel belum memberikan indikasi bahwa mereka akan mengendalikan militer yang paling kuat dan berteknologi maju di wilayah tersebut.
Sementara itu, Tel Aviv mengatakan akan melakukan apa pun untuk mengembalikan warganya ke komunitas yang dievakuasi di perbatasan utara dengan selamat. Israel tidak mengesampingkan kemungkinan invasi darat dan pasukannya telah berlatih untuk itu.
“Pengusiran Nasrallah merupakan langkah penting, tetapi ini bukanlah akhir. Untuk mengembalikan penduduk utara dengan selamat ke rumah mereka, kami akan mengaktifkan semua kemampuan kami – termasuk Anda,” ucap Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.
Menurut media Israel Walla, tentara zionis sedang menyelesaikan persiapan untuk meluncurkan serangan darat ke Lebanon. Militer berusaha memanfaatkan penghancuran komando pusat Hizbullah dalam beberapa minggu terakhir akibat serangan udara.
Namun, di tengah persiapan ini, pasukan khusus Israel telah melakukan serangan skala kecil ke Lebanon selatan. Itu sebagai bagian dari pengumpulan intelijen sebelum invasi darat.
Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati mengatakan, pemerintahnya siap untuk sepenuhnya menerapkan resolusi PBB. Tujuannya untuk mengakhiri keberadaan bersenjata Hizbullah di selatan Sungai Litani sebagai bagian dari perjanjian untuk menghentikan perang dengan Israel. Mikati menuturkan, tentara Lebanon dapat dikerahkan ke selatan sungai, yang terletak sekitar 30 km dari perbatasan selatan negara itu.