Beijing (Lampost.co)—Pemerintah Tiongkok mengutuk pembunuhan kepala biro politik kelompok perjuangan Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran. Mereka pun khawatir insiden tersebut dapat memicu instabilitas lebih lanjut di kawasan Timur Tengah.
“Kami sangat prihatin terhadap insiden tersebut, dan dengan tegas menentang serta mengutuk pembunuhan itu,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, dalam konferensi pers di Beijing, Rabu (31/7/2024).
Kelompok Hamas sebelumnya memastikan Ismail Haniyeh meninggal dunia pada Rabu pagi akibat serangan Israel terhadap kediamannya di Teheran.
Menurut Hamas, Haniyeh sedang berada di ibu kota Iran untuk menghadiri pelantikan Masoud Pezeshkian sebagai presiden Iran yang baru pada Selasa (30/7/2024).
“Tiongkok selalu mengusulkan penyelesaian perselisihan regional melalui negosiasi dan dialog. Dan Gaza juga harus mencapai gencatan senjata yang penuh dan permanen sesegera mungkin. Hal itu demi menghindari eskalasi konflik dan konfrontasi lebih lanjut,” ujar Lin Jian.
Kecaman Luas
Pembunuhan Haniyeh sontak mengundang kecaman luas komunitas internasional. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengecam pembunuhan pemimpin Hamas tersebut. Dia menggambarkan aksi Israel sebagai tindakan yang pengecut dan berbahaya.
Sementara itu, menurut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pembunuhan Haniyeh adalah tindakan keji untuk melemahkan perjuangan bangsa Palestina dan perlawanan mulia mereka di Jalur Gaza.
Wakil Menteri Urusan Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov, mengatakan insiden tersebut merupakan pembunuhan politik dan akan menyebabkan eskalasi ketegangan lebih lanjut.
Kementerian Luar Negeri Qatar turut menyebut pembunuhan Haniyeh sebagai eskalasi yang berbahaya dan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan kemanusiaan yang meredupkan upaya perdamaian.
Meski demikian, pihak Israel yang menjadi tertuduh melancarkan serangan yang menewaskan petinggi Hamas tersebut masih belum membuat pernyataan apa pun.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, pun mengatakan Washington tidak mengetahui atau terlibat dalam pembunuhan pimpinan kelompok Hamas itu.
Sementara itu, televisi nasional Iran yang melaporkan kematian Haniyeh menyatakan penyelidikan atas serangan tersebut tengah berjalan. Hasil dan temuan penyelidikan tersebut juga segera disampaikan kepada publik.