Jakarta (Lampost.co) — Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu, 25 September 2024 mengatakan bahwa ia mendapat ancaman besar terhadap nyawanya dari Iran.
“Ancaman besar terhadap nyawa saya dari Iran. Iran sudah melakukan berbagai tindakan yang tidak berhasil, tetapi mereka akan mencoba lagi,” kata calon presiden dari Partai Republik itu di Truth Social.
Dia juga mengatakan seluruh militer AS sedang mengawasi dan menunggu. Pernyataan Trump muncul setelah suara tembakan terdengar dekat lokasinya di Florida pada 15 September lalu, meski para petugas kemudian memastikan ia selamat.
Baca juga: Sudah Ditahan, Berikut Profil Terduga Pelaku Percobaan Pembunuhan Trump
Pada insiden 15 September tersebut, pihak berwenang menyelidikinya sebagai percobaan pembunuhan. Insiden kedua dalam beberapa bulan di mana seseorang mencoba membunuh mantan presiden tersebut.
Sebelumnya pada 13 Juli, Trump terluka ringan ketika satu peluru mengenai telinganya saat berkampanye di Pennsylvania. Pelaku yang diidentifikasi sebagai Thomas Matthew Crooks (20), kemudian tewas oleh Dinas Rahasia yang membalas menembak pelaku.
Trump berterima kasih kepada Kongres AS yang secara bulat menyetujui tambahan dana bagi Dinas Rahasia. Ia menegaskan bahwa saat ini lebih banyak pria, senjata, dan persenjataan mengelilinginya daripada sebelumnya.
Trump mendapatkan pengarahan pada Selasa (24/9) oleh Kantor Direktur Intelijen Nasional. Arahan itu mengenai yang di gambarkan oleh para pejabat sebagai ancaman nyata dan spesifik dari Iran untuk membunuhnya. Tujuannya mengganggu stabilitas AS, kata tim kampanyenya pada Selasa malam.
“Pejabat intelijen telah mengidentifikasi bahwa serangan berkelanjutan dan terkoordinasi ini telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir dan pejabat penegak hukum di semua lembaga bekerja untuk memastikan Presiden Trump di lindungi dan pemilihan umum bebas dari campur tangan,” kata Steven Cheung, direktur komunikasi kampanye Trump, dalam pernyataan.
“Rezim teror di Iran menyukai kelemahan Kamala Harris serta takut dengan kekuatan dan tekad Presiden Trump,” tambah Cheung.