Istanbul (Lampost.co)—Turki terus berupaya memfasilitasi pemulangan jenazah Aysenur Ezgi Eygi, aktivis hak asasi manusia Turki-Amerika yang dibunuh tentara Israel di daerah pendudukan Tepi Barat, kepada keluarganya untuk dimakamkan. Demikian menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Ahad (8/9/2024).
“Kami terus melakukan upaya yang diperlukan untuk menyerahkan jenazah warga negara kami, Aysenur Ezgi Eygi, yang dibunuh tentara Israel di Tepi Barat, kepada keluarganya untuk dimakamkan,” tulis Oncu Keceli di akun X (sebelumnya Twitter).
“Kami sedang berkomunikasi dengan anggota keluarga almarhumah yang tinggal di Amerika Serikat dan kerabatnya di Turki.”
Keceli menambahkan, “Saat ini, dia mengharapkan laporan autopsi segera diserahkan kepada konsulat jenderal kami di Jerusalem oleh pihak berwenang Palestina.”
Dia lebih lanjut menjelaskan jenazah Eygi “akan dibawa ke Israel lebih dahulu dan kemudian dipindahkan ke negara kami melalui Yordania”.
Pegiat HAM berusia 26 tahun dan berkewarganegaraan ganda Turki dan AS itu ditembak mati pasukan Israel. Saat itu korban mengikuti protes warga Palestina atas permukiman ilegal Israel di Kota Beita, Distrik Nablus, Tepi Barat, Jumat (6/9/2024).
Komunitas internasional, termasuk Turki, AS, dan PBB, mengecam pembunuhan tersebut. Kematian Eygi telah memicu kemarahan serta seruan akan pertanggungjawaban dari komunitas lokal dan internasional.
Militer Israel belum memberikan tanggapan baik tentang perincian insiden maupun hasil autopsi.
Pembunuhan Eygi mengingatkan publik dunia pada kasus wartawati Amerika-Palestina, Shireen Abu Akleh. Korban juga dibunuh tentara Israel dengan cara serupa pada 2022.
Shireen, jurnalis senior Al Jazeera yang dihormati karena liputan ekstensifnya tentang konflik Palestina dan Israel, gugur dalam tugas. Penyebabnya luka tembakan di kepala pada 11 Mei 2022. Saat itu, dia sedanga meliput serangan militer Israel di kamp pengungsi Jenin, Kota Hebron, Tepi Barat.
Kendati pada saat itu, ia mengenakan jaket pers dan helm.