Teheran (Lampost.co)—Seorang pejabat Hamas mengatakan kelompok pejuang Palestina itu “siap membayar berbagai harga” setelah pemimpin politiknya, Ismail Haniyeh, terbunuh di Teheran, Iran.
“Kami terlibat perang terbuka untuk membebaskan Jerusalem dan kami siap membayar berbagai harga,” ujar pejabat Hamas, Sami Abu Zuhri, yang CNN kutip, Rabu (31/7/2024).
Sementara itu, menurut Analis Politik dan Kebijakan Luar Negeri CNN, Barak Ravid, kematian pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh adalah “operasi Israel paling signifikan pertama sejak 7 Oktober 2023″.
Meskipun Haniyah tidak signifikan secara militer, ia bertanggung jawab atas hubungan internasional kelompok itu. Dia merupakan lawan bicara utama dengan mediator Mesir dan Qatar mengenai kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata di Gaza.
“Pembunuhannya akan memiliki pengaruh signifikan pada negosiasi tersebut,” kata Ravid.
Sedangkan seorang anggota biro politik Hamas, Musa Abu Marzouk, mengatakan pembunuhan Ismail Haniyeh, “tidak akan berlalu dengan sia-sia”.
“Pembunuhan pemimpin Ismail Haniyeh adalah tindakan pengecut dan tidak akan berlalu dengan sia-sia,” kata Marzouk.
Pemerintah Israel menganggap Haniyeh sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, menurut Ravid. Otoritas Israel telah berjanji memburu mereka yang bertanggung jawab atas serangan 10 bulan lalu. Dan kini konflik telah melibatkan Timur Tengah.
“Pembunuhan ini, dalam satu hal, hanya masalah waktu, bukan masalah apakah akan terjadi,” kata Ravid.
Haniyeh, yang terbunuh di Teheran, menurut Hamas dan media Iran, adalah pemimpin politik lama kelompok militan tersebut.
Militer Israel mengatakan kepada CNN bahwa mereka “tidak menanggapi laporan di media asing”, setelah media Pemerintah Iran melaporkan kematian Haniyeh.