Jakarta (Lampost.co): Sudah bukan rahasia lagi bahwa konsumsi makanan ultra proses bisa menimbulkan banyak dampak untuk kesehatan. Seperti misalnya obesitas, diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit kardiovaskular, depresi, dan masih banyak lagi.
Lampost.co merangkum dari laman Halodoc yang ditulis oleh dr. Fadhli Rizal Makarim. Berikut pembahasan mengenai dampak makanan ultra proses pada kesehatan secara keseluruhan.
Baca juga: Kericuhan Suporter Pecah Usai Laga Persib Vs Persija
Makanan olahan dan makanan ultra proses adalah formulasi industri dengan pembuatan melalui mendekonstruksi makanan utuh menjadi konstituen kimia. Ini kemudian mengubah susunan zat dan menggabungkannya kembali dengan bahan tambahan sehingga didapatkan produk alternatif dari makanan segar, makanan olahan minimal, dan makanan yang cepat saji.
Sebagian besar makanan ultra proses pembuatannya, penjualannya, dan promosinya oleh suatu pabrikan besar. Pembuatan makanan ultra proses tersebut agar siap untuk masyarakat konsumsi, terjangkau, dan memiliki rasa yang lezat. Sehingga dapat menggantikan makanan lain. Sayangnya, tujuan produsen untuk meraup keuntungan dari makanan ini tampaknya berhasil. Ini bisa dilihat dari kegemaran masyarakat untuk mengonsumsinya.
Tinjauan sistematis dan meta-analisis dari sebuah penelitian kohort besar di seluruh dunia, menunjukkan bahwa konsumsi makanan ultra proses dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit. Seperti misalnya obesitas, diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular, serta depresi.
Dalam laporan, beberapa kondisi lainnya mungkin terjadi akibat konsumsi makanan ultra proses. Antara lain gangguan metabolisme lemak, asam urat, penurunan fungsi ginjal, penyakit hati non-alkohol, penyakit Crohn hingga kanker payudara.
Sebuah survei diet di 13 negara menunjukkan bahwa asupan makanan olahan yang tinggi seringkali kaitannya dengan beberapa ketidakseimbangan nutrisi. Sumber masalah dari makanan ultra proses adalah profil nutrisi yang tidak seimbang dan tidak sesuai dengan kebutuhan umum tubuh manusia.
Penelitian
Namun, penelitian dari studi lain mengungkapkan terdapat hubungan antara konsumsi makanan ultra proses dengan kejadian penyakit kronik, bahkan setelah subyek penelitian melakukan kontrol terhadap nutrisi makanannya.
Pada penelitian tersebut, subyek yang mengonsumsi makanan ultra proses dengan menghitung kandungan makronutrien, gula, natrium, dan serat sesuai dengan kebutuhannya dibandingkan dengan subyek yang tidak mengonsumsi makanan ultra proses sama sekali.
Dalam laporan, mereka yang mengonsumsi makanan ultra proses ini pun terdapat adanya peningkatan kalori hingga 500 kkal per hari. Hal tersebut pun menyebabkan penumpukan akumulasi lemak pada tubuh.
Temuan ini sejalan dengan satu penelitian prospektif skala besar di Italia. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi makanan ultra proses berhubungan dengan tingkat kejadian penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi . Ini juga menjadi penyebab kematian yang berhubungan dengan kardiovaskular.
Bahkan, studi skala besar lain di Amerika Serikat menunjukkan bahwa peningkatan makanan ultra proses juga berhubungan dengan kematian akibat kanker usus besar yang lebih tinggi pada pria.
Efek Buruk
Sebagian besar makanan ultra proses adalah makanan padat energi, tinggi lemak, gula, dan garam serta rendah serat dan mikronutrien. Jenis makanan ini meliputi minuman ringan, makanan ringan kemasan, roti, kue, biskuit, sereal, minuman buah, dan margarin. Produk siap saji yang telah melalui pemrosesan sebelumnya juga termasuk, seperti burger, pasta, dan pizza siap saji.
Efek buruk dari makanan ultra proses dapat disebabkan oleh berbagai mekanisme yang pemicunya oleh komponen non-gizi. Antara lain seperti bahan aditif makanan, bahan kontak makanan, senyawa neo-formed, dan degradasi matriks makanan akibat pengolahan bertingkat.
Para peneliti di Amerika Serikat menyatakan bahwa selain profil gizi yang buruk, makanan ultra proses umumnya mengandung bahan aditif seperti pengemulsi makanan dan pemanis buatan. Beberapa jenis di antaranya mampu meningkatkan potensi peradangan pada usus dan mengganggu keseimbangan mikrobioma usus. Oleh karena itu, mereka mampu meningkatkan risiko kanker pada usus besar.
Oleh karena itu, memformulasi ulang makanan ultra proses bukanlah solusi. Melakukan hal tersebut biasanya dengan metode seperti mengganti gula dengan pemanis buatan, atau lemak dengan pati termodifikasi. Kemudian menambahkan serat, vitamin, dan mineral. Makanan ultra proses dengan formulasi ulang akan tetap meningkatkan risiko kejadian penyakit kronis. Yakni melalui peningkatan kalori secara umum dan interaksi bahan kimia pembentuknya.
Tips Mengurangi Asupan Makanan Ultra Proses
Akibat aktivitas individu yang semakin padat, waktu untuk mengolah makanan segar sendiri di rumah semakin berkurang. Oleh karena itu, masyarakat cenderung mencari solusi makanan yang praktis dan cepat.
Nah, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi asupan makanan ultra proses antara lain:
- Mengganti makanan ringan kemasan dengan buah-buahan segar.
- Membatasi asupan makanan ultra proses dengan makanan olahan sederhana seperti daging beku, susu UHT, atau buah dan sayur siap makan.
- Mengurangi asupan makanan atau minuman ringan tinggi gula dengan membaca kandungan yan tercetak pada label makanan.
- Mengurangi asupan minuman ringan dengan konsumsi air mineral atau minuman lainnya yang pembuatan atau prosesnya secara langsung. Seperti jus buah dan kopi atau seduhan teh.
Ingat, asupan makanan dan minuman ultra proses dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit kronis di masyarakat. Artinya timbulan beban biaya kesehatan akibat penyakit tersebut akan lebih besar dari pada pengeluaran biaya yang dari konsumsi makanan itu sendiri.
Selain itu, peran aktif masyarakat dalam mengurangi konsumsi makanan ultra proses perlu dukungan pemerintah. Caranya dengan menjaga peredaran makanan dan peningkatan edukasi terkait hubungan konsumsi makanan ultra proses dan kejadian penyakit kronis di masa mendatang.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News