Bandar Lampung (Lampost.co)– Dinas Kesehatan Bandar Lampung mengaku telah memenuhi tiga indikator dalam eliminasi malaria.
Kepala Dinas Kesehatan Bandar Lampung Desti, Mega Putri, mengatakan tiga indikator eliminasi malaria itu untuk mendapatkan penilaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) guna mendapatkan penghargaan eliminasi malaria.
Tiga indikator yang sering digunakan adalah yakni angka kejadian malaria yang rendah atau tidak ada kasus baru dalam suatu wilayah dalam tiga tahun berturut-turut.
Kedua Annual parasite incidence (API) di bawah 1 atau tolok ukur jumlah kasus malaria baru dalam suatu populasi dalam satu tahun.
Dan slide positive rate (SPR) bawah 5 persen. Atau pemantauan dan evaluasi program pengendalian malaria.
Desti menyebut, saat ini Kemenkes tengah melakukan penilaian terhadap Kota Bandar Lampung.
“Saat ini Kemenkes sedang melakukan penilaian terhadap Kota Bandar Lampung guna mendapatkan status eliminasi malaria,” kata Desti, Jumat, 26 April 2024.
Ia menyebut sejak tahun 2021 atau selama 3 tahun berturut-turut tidak ada kejadian malaria yang diakibatkan nyamuk lokal.
Akan tetapi ia mengeklaim kasus malaria yang terjadi di Bandar Lampung merupakan impor dari daerah endemik.
“Misal seseorang dari Pesawaran, ke pantai, terkena di sana. Tapi sakitnya di Bandar Lampung,” beberanya.
Desti juga menegaskan, fatality rate kasus malaria di Bandar Lampung pun masih dalam keadaan aman, dan tidak sampai menyebabkan kematian.
“Untuk kasus yang fatal karena malaria, selama tiga tahun ini tidak ada,” katanya.
Desti berharap Bandar Lampung dapat meraih penghargaan eliminasi malaria.
“Mudah-mudahan, insyaallah,” pungkasnya.