Bandar Lampung (lampost.co)–Fenomena sakit jantung yang dulu identik dengan lansia kini berubah drastis. Data terbaru menunjukkan bahwa anak muda di usia 20 hingga 30-an semakin rentan mengalami serangan jantung. Gaya hidup serba instan dan minim aktivitas fisik jadi pemicunya.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, kelompok usia 25–34 tahun mendominasi jumlah pasien jantung dengan total 140.206 orang. Angka ini sedikit di atas kelompok usia 15–24 tahun yang mencapai 139.891 orang. Fakta ini sangat memprihatinkan, mengingat penyakit jantung pada umumnya lebih sering ditemukan pada usia yang lebih tua.
Gaya hidup modern yang kurang sehat, seperti kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tak terjaga, menjadi beberapa penyebab utama yang memicu penyakit jantung di usia muda.
Pola hidup sehat harus menjadi gaya hidup baru, bukan sekadar wacana resolusi tahunan.
Lebih Banyak Duduk
Di era digital, Gen Z lebih banyak duduk di depan layar daripada bergerak aktif. Kebiasaan ini menyebabkan metabolisme tubuh melambat dan kolesterol menumpuk lebih cepat. Tanpa sadar, pembuluh darah mulai tersumbat sejak usia belia.
Media sosial turut menyumbang beban mental yang luar biasa. Keinginan tampil sempurna dan tekanan sosial virtual bisa memicu stres kronis, yang menjadi musuh utama kesehatan jantung. Anak muda jarang menyadari bahwa stres psikologis memicu gangguan fisiologis.
Pemerintah dan sekolah perlu menggencarkan edukasi kesehatan sejak dini. Jangan tunggu sampai anak muda rebah di IGD akibat serangan jantung. Pola hidup sehat harus menjadi gaya hidup baru, bukan sekadar wacana resolusi tahunan.








