Bandar Lampung (lampost.co)–Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang gemar makan gorengan, santan, dan makanan berlemak. Jika kebiasaan ini berpadu dengan malas bergerak, kolesterol jahat siap menyerang tanpa ampun.
Ahli gizi klinis, Rina Aditya, M.Gizi, menjelaskan bahwa pola makan tinggi lemak jenuh menjadi penyumbang utama kolesterol LDL. “Kolesterol tinggi itu bukan hanya karena keturunan. Kebiasaan makan sembarangan dan kurang gerak lebih dominan,” ujarnya saat mengisi edukasi gizi di Jakarta.
Menurut Rina, konsumsi makanan olahan seperti keripik, fast food, dan minuman manis berperan besar dalam penumpukan plak di pembuluh darah. “Makan gorengan tiap sore itu seperti menabung lemak di arteri,” jelasnya.
Malas bergerak juga memperparah kondisi. Tubuh yang jarang digunakan untuk aktivitas fisik cenderung tidak bisa membakar lemak secara optimal. Akibatnya, lemak menumpuk dan meningkatkan kolesterol.
“Olahraga ringan seperti jalan kaki 30 menit setiap hari bisa membantu menaikkan kolesterol baik (HDL) dan menurunkan LDL,” tambah Rina.
Tubuh Kurus
Sayangnya, masih banyak orang yang merasa aman karena tubuhnya kurus. Padahal, kolesterol tinggi bisa menyerang siapa saja, termasuk mereka yang tidak mengalami obesitas.
Rina menyarankan untuk mengganti cemilan tinggi lemak dengan buah atau kacang-kacangan tanpa garam. Sementara, minuman manis sebaiknya setop, dan ganti air putih atau infused water.
Perubahan gaya hidup tak perlu ekstrem. Mulailah dari yang kecil: kurangi gorengan, tambah sayur, dan lebih aktif bergerak. Kolesterol bisa terkendali jika kita mau peduli.