• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • E-Paper
Jumat, 10/10/2025 02:43
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
Home Kesehatan

Hasil Penelitian: Frekuensi BAB Berkaitan dengan Kondisi Kesehatan Jangka Panjang

Hasil penelitian oleh jurnal Cell Report Medicine menunjukkan kaitan frekuensi buang air besar (BAB) dengan kesehatan jangka panjang seseorang.

Ricky MarlyAntaranewsbyRicky MarlyandAntaranews
19/07/24 - 10:28
in Kesehatan
A A
Hasil Penelitian: Frekuensi BAB Berkaitan dengan Kondisi Kesehatan Jangka Panjang

(dok. pixabay.com)

Jakarta (Lampost.co) — Hasil penelitian oleh jurnal Cell Report Medicine menunjukkan kaitan frekuensi buang air besar (BAB) dengan kesehatan jangka panjang seseorang.

Menurut siaran Medical Daily pada Rabu, 17 Juli 2024, dalam penelitian itu para peneliti mengevaluasi sekitar 1.400 orang dewasa sehat dan mendapati mereka yang jarang BAB menunjukkan gejala penurunan fungsi ginjal.

Sebaliknya, individu yang frekuensi buang air besarnya lebih banyak dari rata-rata menunjukkan tanda-tanda gangguan fungsi hati. Frekuensi BAB normal berkisar dari tiga kali sehari sampai tiga kali sepekan.

Baca Juga:

Ini Tips Jaga Kesehatan Ketika Memasuki Masa Pancaroba

Para peneliti mengelompokkan peserta menjadi empat berdasarkan pola BAB mereka, yakni sembelit (satu sampai dua kali BAB per pekan), normal-rendah (tiga sampai enam kali BAB per pekan), tinggi-normal (satu sampai tiga kali BAB per hari), dan diare.

Mereka kemudian meneliti kaitan antara frekuensi BAB dengan beragam faktor, termasuk demografi, genetik, komposisi mikrobioma usus, metabolit darah, dan kimia plasma.

 

Usia

Berdasarkan siaran pers peneliti, hasil riset menunjukkan bahwa usia, jenis kelamin, dan indeks massa tubuh secara signifikan berhubungan dengan frekuensi BAB.

Orang dengan usia yang lebih muda, perempuan, dan mereka yang punya indeks massa tubuh rendah cenderung lebih jarang BAB.

Para peneliti menunjukkan bahwa frekuensi BAB yang optimal sekitar satu atau dua kali sehari. Orang dengan kisaran frekuensi BAB yang demikian cenderung memiliki bakteri usus yang dapat memfermentasi serat, yang umumnya terkait dengan kesehatan yang baik.

Peneliti juga mengamati bahwa orang dengan frekuensi BAB lebih sedikit memiliki lebih banyak racun yang berasal dari mikroba dalam darah karena proses fermentasi protein di usus.

Racun ini terkait dengan perkembangan penyakit dan angka kematian yang lebih tinggi pada penyakit ginjal kronis.

“Penelitian terdahulu telah menunjukkan bagaimana frekuensi buang air besar bisa berdampak besar pada fungsi ekosistem usus,” kata Johannes Johnson-Martinez, penulis utama hasil studi.

“Secara spesifik, jika tinja menempel terlalu lama di usus, mikroba akan menggunakan semua serat makanan yang tersedia, yang mereka fermentasi menjadi asam lemak rantai pendek yang bermanfaat. Setelah itu, ekosistem beralih ke fermentasi protein, yang menghasilkan beberapa racun yang dapat masuk ke aliran darah,” jelasnya.

Menurut penulis hasil studi yang lain, Dr. Sean Gibbons, secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bagaimana frekuensi BAB dapat mempengaruhi seluruh sistem tubuh. Dan bagaimana frekuensi BAB yang menyimpang dapat menjadi faktor risiko perkembangan penyakit kronis.

Hasil studi juga menunjukkan bahwa frekuensi BAB yang ideal bisa dengan mengonsumsi makanan kaya serat, memastikan hidrasi tubuh lebih baik, dan olahraga secara teratur.

Tags: BABjangka panjangKESEHATAN
ShareSendShareTweet

Berita Lainnya

Ini Tanda-tanda FOMO pada Anak, Orang Tua Harus Tahu

Ini Tanda-tanda FOMO pada Anak, Orang Tua Harus Tahu

byRicky Marlyand1 others
29/09/2025

Jakarta (Lampost.co) -- Fear of missing out atau FOMO merupakan perasaan cemas karena merasa ketinggalan hal-hal seru yang dialami orang...

Penggunaan Bedak Sebaiknya tidak Berdekatan dengan Hidung Bayi

Penggunaan Bedak Sebaiknya tidak Berdekatan dengan Hidung Bayi

byRicky Marlyand1 others
27/09/2025

Jakarta (Lampost.co) -- Dokter spesialis anak dr. Dimple Nagrani, Sp.A menyarankan orang tua yang ingin menggunakan bedak pada bayi sebaiknya...

Klinik Onkologi Belleza Kedaton Jadi Solusi Deteksi Dini dan Bedah Onkologi di Lampung

Klinik Onkologi Belleza Kedaton Jadi Solusi Deteksi Dini dan Bedah Onkologi di Lampung

byadminlampost
23/09/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Kanker masih menjadi penyebab kematian tinggi di Indonesia. Tantangan terbesar dalam pengobatan kanker adalah keterlambatan deteksi...

Load More

Berita Terbaru

Gubernur Lampung Pastikan Pembangunan Tetap Berjalan Meski Ada Pemangkasan Anggaran
Lampung

Gubernur Lampung Pastikan Pembangunan Tetap Berjalan Meski Ada Pemangkasan Anggaran

byRicky Marlyand1 others
09/10/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal bersama 17 kepala daerah provinsi lainnya di Indonesia mendatangi Kementerian Keuangan...

Read moreDetails
Pengunjung mengamati motor listrik Alva One yang dipamerkan pada ajang pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, Senin (15/8/2022). ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL

Otomotif Indonesia Bersiap Bangkit, ini Penyebabnya

09/10/2025
Statistik negara tujuan ekspor Lampung. BPS

AS Jadi Tujuan Utama Ekspor Lampung, Capai US$641,76 Juta

09/10/2025
Data Statistik ekspor Lampung. BPS

Kopi Komoditas Andalan Ekspor Lampung 2025

09/10/2025
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (MI)

Menkeu Purbaya Melawan Luhut, Tetap Tarik Dana MBG Tak Terserap

09/10/2025
Facebook Instagram Youtube TikTok Twitter

Affiliated with:

Informasi

Alamat 
Jl. Soekarno – Hatta No.108, Hajimena, Lampung Selatan

Email

redaksi@lampost.co

Telpon
(0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi)

Sitemap

Beranda
Tentang Kami
Redaksi
Compro
Iklan
Microsite
Rss
Pedoman Media Siber

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.