Jakarta (Lampost.co) — Penyakit menular seperti Tuberculosis (TB) ternyata bisa menyebar di transportasi umum. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Ina Agustina Isturini.
“Bisa, bisa menjadi faktor risiko penularan TB. Bukan hanya TB, banyak penyakit menular lainnya,” ungkap dr. Ina dalam temu media melalui Zoom bersama Kemenkes, Selasa, 21 Januari 2025.
Menurut dr. Ina sebab terjadinya penularan TB di transportasi umum karena kerumunan dan berdesak-desakan. Kerumunan ini yang menyebabkan seseorang mengalami penularan TB.
Baca Juga:
Risiko Penyebaran Penyakit TBC Meningkat di Peralihan Musim, Begini Cara Pencegahannya
Namun dr. Ina mengatakan banyak masyarakat yang tidak menyadari. Hal ini karena jika kita bandingkan dengan Covid-19, penularan TB tidak secepat penyakit tersebut.
“Memang TB itu tidak secepat Covid ya penularannya. Kalau Covid kan beberapa detik saja bisa ketular. TB tuh menurut penelitian penularannya sekitar 6-8 jam per hari, sehari, sekitar empat hari baru ketularan,” ujar dr. Ina.
Ia pun menyarankan untuk selalu menggunakan masker, baik yang sehat maupun sedang sakit. Kemudian hindari kerumunan dan juga selalu mencuci tangan. Selain itu tidak sembarangan menyentuh mata, hidung, dan mulut.
Sementara itu, Kemenkes sendiri mengungkapkan adanya kenaikan kasus TBC pada tahun 2024 dengan tahun 2023. Hingga Januari 2025 ada 860.100 kasus TBC di Indonesia.
Pada tahun sebelumnya, kasus TBC berjumlah sekitar 821.200. Meski ada peningkatan, dr Ina menuturkan jumlah tersebut masih di bawah estimasi temuan yaitu 1.092.000 kasus.
Ia pun menuturkan pencatatan kasus tahun 2024 akan terlaksana sampai Februari 2025.