Jakarta (Lampost.co) — Screen time adalah waktu yang kita habiskan untuk menatap layar perangkat elektronik seperti smartphone, tablet, laptop, televisi, dan perangkat lainnya.
Istilah screen time sering kita gunakan untuk mengacu pada waktu yang kita habiskan untuk hiburan atau kegiatan yang tidak terkait dengan pekerjaan.
Sementara itu, mengenalkan anak pada gawai tentunya tidak dapat kita hindarkan di era teknologi seperti saat ini. Terlebih karena penggunaan televisi, komputer, laptop, smartphone, dan jenis gawai lainnya ini didukung dengan koneksi internet. Sehingga menjadi sarana hiburan yang mudah kita akses.
Baca Juga:
Sederet Manfaat Sarapan Setiap Hari untuk Kesehatan Optimal
Namun screen time yang berlebihan pada usia yang terlalu dini dapat memunculkan pengaruh buruk bagi anak-anak. Hal ini karena si kecil umumnya hanya duduk terpaku dan hampir tidak bergerak melakukan aktivitas lainnya.
Kondisi ini tidak hanya membuat anak lebih berisiko terhadap penyakit atau masalah kesehatan seperti obesitas. Tetapi juga kurangnya stimulasi aktif yang dapat mengoptimalkan perkembangan otak dan mentalnya.
Batasan screen time menurut WHO
WHO merilis rekomendasinya, yakni Pedoman WHO tentang Aktivitas Fisik, Perilaku Sedentary, dan Tidur untuk Anak di Bawah Usia 5 Tahun.
Di antara rekomendasi lainnya, yakni anak-anak harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan aktivitas fisik dan tidur yang cukup. Studi WHO mengacu pada waktu sedentary di depan layar yang meliputi menonton televisi atau video atau bermain gim komputer.
WHO menganjurkan bahwa orang tua bayi dan balita sebaiknya tidak memberikan gadget kepada anak sebelum berusia dua tahun. Apalagi semata-mata bertujuan agar anak bisa duduk diam dan tenang.
Sementara untuk anak berusia dua hingga empat tahun, screen time kita batasi selama satu jam atau kurang dalam satu hari.
Anda juga bisa mengikuti berita kesehatan dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) dengan mengklik di website pafigenjem.org