Jakarta (Lampost.co) — Usia balita merupakan periode yang penting dalam perkembangan anak. Pada usia ini merupakan masa kemampuan sosial, bahasa, dan motorik yang mulai berkembang pesat.
Namun pada beberapa anak tanda-tanda autisme mulai terlihat pada usia ini. Hal ini meskipun kadang-kadang gejalanya bisa tampak halus dan mirip dengan perilaku anak-anak pada umumnya.
Mengenali tanda-tanda autisme pada balita sejak dini sangat penting agar intervensi dan dukungan yang tepat dapat kita berikan. Sehingga membantu anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Baca Juga:
Gangguan ADHD Berisiko Depresi dan Menurunkan Kualitas Hidup
Beberapa bayi yang awalnya berkembang normal dapat mengalami regresi, yaitu kehilangan beberapa keterampilan bahasa atau sosial yang telah mereka peroleh. Regresi ini biasanya terjadi antara usia satu hingga dua tahun.
Menurut national institutes of health (NIH). “Para peneliti tidak tahu mengapa beberapa anak mengalami regresi perkembangan, atau anak-anak mana yang kemungkinan besar akan mengalami regresi.”
Pada usia balita, tanda-tanda autisme mungkin lebih halus dan terkadang mirip dengan perilaku anak-anak pada umumnya. Seperti kaku dalam rutinitas, obsesif terhadap minat tertentu, dan sensitif terhadap rangsangan.
Namun hal utama yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana balita berinteraksi dengan orang di sekitarnya.
Sallie Nowell, Ph.D., seorang ilmuwan peneliti di Frank Porter Graham Child Development Institute di UNC Chapel Hill, turut menjelaskan. Bahwa balita adalah makhluk sosial yang belajar melalui bermain dan interaksi sosial.
“Harapannya balita sering berusaha mendapatkan dan mempertahankan perhatian dengan cara melihat, menyentuh, menggunakan gestur, menunjukkan sesuatu, meniru, dan bersuara.”
Beberapa tanda autisme pada balita meliputi:
Perbedaan Bahasa dan Komunikasi
1. Tidak menggunakan kata tunggal selain “mama” dan “papa” pada usia 16 bulan. Atau frasa dua kata, seperti “lebih susu” atau “bola besar” pada usia 24 bulan.
2. Menggunakan tangan pengasuh untuk meminta bantuan dari pada menggunakan kata-kata.
3. Menyebut nama objek lebih sering dari pada nama orang.
4. Berkomunikasi hanya untuk meminta sesuatu, bukan untuk berbagi minat.
5. Mengulang kata atau suara yang baru ia dengar.
6. Berbicara atau bernyanyi dengan nada yang tidak biasa, misalnya volume atau intonasi yang datar atau sangat tinggi.
7. Tidak memahami perintah verbal rutin secara konsisten.
8. Mengalami regresi bahasa atau sosial, seperti kehilangan kemampuan berbicara atau minat pada orang lain.