Jakarta (Lampost.co) — Sarapan di pagi hari bermanfaat bagi tubuh dalam memulai hari, termasuk bagi anak-anak.
Anak-anak, utamanya usia sekolah, mungkin lebih memilih tidur lebih lama dari pada bangun lebih cepat agar bisa sarapan. Sehingga bukan hal yang aneh jika sesekali anak melewatkan sarapan.
Jika hal ini menjadi kebiasaan, anak akan kehilangan berbagai manfaat untuk kesehatan, kesejahteraan, dan bahkan prestasi sekolahnya.
Baca Juga:
Jangan Lewatkan Sarapan, Ini 5 Dampak yang Bisa Kamu Alami
Sarapan memberikan energi pada anak untuk memulai hari. Namun ada 13 persen anak usia sekolah melewatkan sarapan.
Jumlah ini rata-rata melonjak hingga lebih dari 27 persen pada remaja berusia 12 – 19 tahun. Anak-anak dari segala usia memiliki berbagai macam alasan untuk melewatkan sarapan.
Beberapa anak mungkin melewatkan makan pagi untuk menghindari penambahan berat badan.
Para ahli sepakat bahwa mengajak anak sarapan adalah hal yang penting. Sarapan juga berkaitan dengan banyak manfaat, antara lain:
1. Berat badan lebih sehat
Pertambahan berat badan dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, hampir 21 persen anak usia 6 – 12 tahun dan lebih dari 22 persen remaja berusia 12 – 19 tahun mengalami obesitas.
Dari studi tahun 2019 di jurnal Nutrients yang juga mengutip dari Healthy Children, menemukan bahwa anak-anak dan remaja yang tidak sarapan pagi lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Hal ini mungkin karena banyak anak yang melewatkan sarapan cenderung mengonsumsi makanan tidak sehat di kemudian hari.
Sarapan pagi membuat metabolisme anak berjalan. Ini berarti tubuh mereka mulai membakar kalori. Sarapan juga mengurangi kemungkinan mereka makan berlebihan di kemudian hari karena lapar karena tidak sarapan.
2. Menambah energi
Ibarat mobil, sarapan pagi bertindak sebagai bensin alias bahan bakar yang menjadi sumber tenaga untuk beraktivitas. Oleh karena itu, melansir laman Hello Sehat, sarapan bisa menjadi cara untuk meningkatkan energi anak guna mendukung aktivitas, termasuk kegiatan belajarnya selama sehari penuh.
Penelitian menunjukkan bahwa sarapan berdampak positif terhadap kinerja sekolah. Mereka memiliki konsentrasi yang lebih baik dan lebih banyak energi.
Temuan penelitian meliputi, anak-anak yang sarapan pagi sebelum ujian standar memiliki nilai matematika, ejaan, dan membaca yang jauh lebih tinggi dari pada mereka yang tidak.
Pemakan sarapan memiliki fungsi otak, memori, dan perhatian yang lebih baik. Sarapan meningkatkan kinerja anak-anak dalam tes kosakata, soal matematika, dan tugas mental yang menantang. Ini juga membantu mereka mengatasi rasa frustrasi dengan lebih baik.
3. Terhindar dari penyakit kronis
Anak yang tidak sarapan lebih mungkin untuk mengganti makan paginya dengan camilan tinggi lemak, gula, dan garam. Sehingga berat badannya menjadi tidak terkontrol.
Akibatnya bisa meningkatkan risiko anak terkena berbagai penyakit kronis seperti diabetes pada anak hingga penyakit kardiovaskular. Sebaliknya, anak yang rutin makan pagi justru lebih mungkin terhindar dari berbagai penyakit tersebut.
4. Nutrisi dan kesehatan lebih baik
Anak-anak yang melewatkan sarapan lebih mungkin mengalami kondisi metabolisme seperti gula darah tinggi, peningkatan gula darah, kadar kolesterol abnormal, dan lemak berlebih di pinggang. Kondisi ini meningkatkan risiko diabetes, stroke, dan penyakit jantung. Anak-anak yang sarapan pagi memiliki kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan.
5. Meningkatkan prestasi akademik
Umumnya, anak yang rutin sarapan tiap pagi cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih baik dari pada anak yang tidak sarapan. Manfaat sarapan pagi ini bisa anak peroleh karena ia mampu mengerjakan tugas-tugas dan ujian sekolah dengan lebih baik. Hal ini tentu akan mengarah kepada nilai akademik anak yang lebih baik pula.
Untuk meraup manfaat sarapan pagi dengan maksimal, perhatikan menu makanan yang orang tua sajikan untuk anak. Pastikan makanannya mengandung gizi lengkap yang baik untuk tumbuh kembang anak.