Bandar Lampung (Lampost.co)–Pengapuran sendi atau dalam istilah medis dikenal sebagai osteoartritis, merupakan salah satu gangguan sendi yang umum masyarakat alami. Terutama pada usia lanjut. Meski tidak mengancam jiwa, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari karena menimbulkan nyeri dan keterbatasan gerak.
Pengapuran terjadi akibat kerusakan tulang rawan yang melapisi ujung tulang pada sendi. Saat tulang rawan menipis dan aus, gesekan antar tulang meningkat sehingga memicu nyeri, peradangan, dan kekakuan. Dalam beberapa kasus, tubuh bereaksi dengan membentuk endapan kalsium atau “kapur” di sekitar sendi, yang memperparah kondisi.
Penyebab Pengapuran
Beberapa faktor yang dapat memicu pengapuran antara lain:
- Penuaan: Seiring bertambahnya usia, tulang rawan mengalami degenerasi secara alami.
- Berat badan berlebih: Beban ekstra mempercepat kerusakan sendi, terutama di lutut dan pinggul.
- Cedera sendi: Trauma lama yang tidak ditangani dengan baik bisa memicu osteoartritis.
- Aktivitas berulang: Pekerjaan atau olahraga yang menekan sendi secara terus-menerus mempercepat keausan.
- Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan osteoartritis meningkatkan risiko seseorang mengalaminya.
Baca Juga: Ini 5 Minuman yang Bisa Menganggu Kesehatan Usus
Gejala Pengapuran yang Perlu Diwaspadai
Gejala pengapuran dapat berkembang secara perlahan dan kerap terabaikan di tahap awal. Beberapa tanda yang umum terjadi meliputi:
– Nyeri pada sendi, terutama saat bergerak atau setelah beraktivitas berat.
– Kaku pada sendi setelah bangun tidur atau duduk lama.
– Bengkak atau peradangan ringan di area sendi.
– Bunyi “krek” atau gesekan saat sendi digerakkan.
– Gerakan terbatas, membuat penderita kesulitan berjalan atau membungkuk.
Gejala ini biasanya menyerang sendi yang menanggung beban, seperti lutut, pinggul, dan tulang belakang. Namun, pengapuran juga bisa terjadi pada tangan dan jari.
Cara Mengatasi dan Mencegah Pengapuran
Meskipun tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, pengapuran dapat dikendalikan dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup yang tepat. Berikut beberapa langkah penanganannya:
1. Konsumsi Obat-obatan
Dokter biasanya meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau naproksen untuk meredakan nyeri. Pada kasus tertentu, dokter juga memberikan suntikan kortikosteroid atau asam hialuronat ke dalam sendi.
2. Terapi Fisik
Fisioterapi membantu meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot sekitar sendi. Latihan seperti peregangan ringan, berenang, dan yoga bisa menjadi pilihan yang aman.
3. Menurunkan Berat Badan
Penderita obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurangi beban pada sendi, terutama lutut dan pinggul.
4. Penggunaan Alat Bantu
Pemakaian penyangga lutut, tongkat, atau sepatu khusus dapat membantu mengurangi tekanan pada sendi dan memperbaiki postur tubuh.
5. Operasi
Jika pengapuran sudah parah dan tidak merespons pengobatan, dokter mungkin menyarankan prosedur bedah seperti penggantian sendi (arthroplasty).
Menjaga Sendi Sehat Sejak Dini
Pencegahan tetap menjadi langkah terbaik. Masyarakat perlu menjaga pola hidup sehat dengan rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, serta mengonsumsi makanan bergizi yang kaya kalsium dan vitamin D. Hindari aktivitas berat yang berisiko menyebabkan cedera sendi.
Pengapuran bukanlah kondisi yang bisa diabaikan, terutama jika gejalanya mulai mengganggu aktivitas harian. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah kerusakan lebih lanjut. Jika Anda mengalami nyeri sendi yang terus-menerus, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.