Jakarta (lampost.co)–Pengidap kanker rektum kini memiliki alternatif pengobatan yang menurunkan risiko operasi dan kekambuhan.
Studi Universitas Uppsala di Swedia dan hasilnya dipublikasikan di eClinicalMedicine menunjukkan bahwa metode baru dalam pengobatan kanker rektum bisa menurunkan risiko operasi dan kekambuhan.
“Tumor lebih sering menghilang sepenuhnya. Sehingga meningkatkan potensi menghindari operasi dan mempertahankan fungsi rektum,” kata Bengt Glimelius, profesor onkologi di Universitas Uppsala.
“Selain itu, metastasis juga lebih sedikit,” kata dia, pada Minggu, 25 Agustus 2024.
Ketika seseorang didiagnosis dengan kanker rektum, bagian usus ini sering diangkat sehingga memunculkan kebutuhan stoma atau masalah dalam mengontrol buang air besar.
Pasien kanker rektum sering menerima radioterapi atau kombinasi radioterapi dan kemoterapi selama lima minggu.
Kemudian operasi, dan biasanya tambahan kemoterapi sampai enam bulan.
Studi Universitas Uppsala menunjukkan bahwa kemungkinan menghilangkan kebutuhan untuk operasi usus dapat meningkat dua kali lipat jika semua radioterapi dan kemoterapi diberikan.
Kemudian pasien menjalani operasi jika perlu.
“Jika tumor menghilang sepenuhnya selama pengobatan, operasi tidak perlu. Ini berarti bahwa rektum bisa bertahan dan kebutuhan untuk stoma serta rektum baru hilang,” kata Bengt Glimelius.