Bandar Lampung (lampost.co)–Kolesterol tinggi sebagai “pembunuh diam-diam”. Banyak orang merasa tubuhnya sehat, tetapi tanpa sadar, kadar kolesterol sudah melampaui batas aman.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RSUP Persahabatan, dr. Hendri Saputra, SpJP(K), mengingatkan bahwa kolesterol tinggi tidak selalu menimbulkan gejala. “Pasien saya datang dalam kondisi darurat. Saat pengecekan, kolesterolnya 310 mg/dL, padahal sebelumnya merasa bugar,” ujarnya.
Kolesterol, terutama jenis LDL (low-density lipoprotein), bisa menyumbat pembuluh darah tanpa menimbulkan rasa sakit. Proses ini adalah aterosklerosis. Ketika penyumbatan mencapai 70% atau lebih, risiko serangan jantung dan stroke meningkat drastis.
Menurut dr. Hendri, gejala seperti pusing, pegal leher, dan kesemutan di kaki bukan patokan utama. “Jangan tunggu gejala. Cek darah adalah satu-satunya cara mengetahui kadar kolesterol secara pasti,” tegasnya.
Gangguan Lemak Darah
Data Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan 35% orang dewasa Indonesia mengalami gangguan lemak darah. Namun hanya sebagian kecil yang rutin memeriksakan diri.
Langkah pencegahan paling efektif adalah kombinasi pola makan sehat, rutin berolahraga, dan memeriksa kadar kolesterol minimal setahun sekali.
Serangan jantung bukan hanya milik usia tua. Kini, penderita usia 30-an pun sudah banyak akibat kolesterol tinggi. Jangan biarkan diam-diam merusak jantung. Cegah sejak dini.