Bandar Lampung (Lampost.co)–Penyakit maag kronis tidak lagi identik dengan usia lanjut, tetapi kali ini gangguan lambung sering ditemukan pada kalangan muda, khususnya mereka berusia 20-an tahun.
Info Penting:
Studi berjudul “Factor Related to Gastritis Event at Ages 17–21 Years Old in The Work Area of Pesanggrahan Public Health Centre (2018)” menunjukkan bahwa gastritis atau maag cukup tinggi prevalensinya di kalangan remaja dan dewasa muda, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
Jika tidak ditangani dengan tepat, maag dapat berkembang menjadi gangguan serius. Seperti tukak lambung, GERD, atau bahkan meningkatkan risiko kanker lambung.
Baca Juga: ini 6 Minuman yang Nyaman bagi Pengidap Asam Lambung
Kasus Serius Maag Kronis di Usia Muda
Beberapa kasus ekstrem menunjukkan betapa bahayanya maag yang terabaikan. Salah satunya dialami pria berusia 25 tahun yang mengalami maag kronis parah hingga harus menggunakan selang oksigen. Ia bahkan mengeluarkan gas lambung dari mulut dan mengalami keluhan usus buntu lengket yang membutuhkan tindakan operasi.
Kasus lain menimpa seorang wanita muda yang menderita GERD parah. Ia merasakan nyeri hebat di ulu hati hingga ke punggung dan harus menjalani prosedur cuci lambung. Cairan lambung yang pertama kali keluar berwarna merah, menandakan adanya perdarahan, dan kemudian berubah hitam yang menunjukkan kemungkinan luka serius di lambung.
Pola Makan Buruk Jadi Pemicu Utama
Mayoritas kasus maag kronis berkaitan erat dengan pola makan yang buruk. Beberapa kebiasaan konsumsi makanan yang patut dihindari untuk mencegah kerusakan lambung antara lain:
-
Makanan Pedas
Kandungan capsaicin dalam makanan pedas seperti cabai dapat merangsang produksi asam lambung berlebih dan mengiritasi dinding lambung, sehingga memperparah gejala maag. -
Terlalu Banyak Karbohidrat dan Gula
Konsumsi berlebihan karbohidrat dan gula dapat memicu fermentasi dalam usus besar yang menyebabkan perut kembung dan tekanan pada saluran cerna. -
Makan Terburu-buru dan dalam Porsi Besar
Menurut WebMD, makan cepat dan dalam jumlah besar bisa meningkatkan risiko refluks asam dan kembung karena tekanan dalam perut yang meningkat drastis. -
Makanan Tinggi Lemak
Lemak berlebih memperlambat pengosongan lambung dan merangsang produksi asam memperparah peradangan pada sistem pencernaan. -
Konsumsi Alkohol
Alkohol merusak lapisan pelindung lambung, melemahkan sistem imun, dan membuat saluran cerna lebih rentan terhadap iritasi.
Pentingnya Deteksi Dini dan Konsultasi Medis
Medical Manager Kalbe Consumer Health, dr. Helmin Agustina Silalahi, mengingatkan pentingnya deteksi dini maag, terutama yang bersifat organik. Menurutnya, penderita maag tidak boleh mengabaikan gejala karena bisa menjadi indikator penyakit yang lebih serius.
“Untuk sakit maag organik, harus konsultasi dengan dokter dulu sebelum puasa. Ini untuk memastikan kondisi lambung dan kesehatan secara keseluruhan, apakah bisa atau tidak agar tak berakibat lebih parah,” kata dr. Helmin.
Ia menambahkan maag yang tidak tertangani berisiko menyebabkan komplikasi seperti tukak lambung berdarah, penyumbatan saluran cerna, hingga kanker lambung.
Untuk menghindari maag kronis, masyarakat—khususnya anak muda—perlu mengadopsi pola makan sehat. Menghindari stres berlebih, dan tidak menunda makan. Konsumsi makanan dalam porsi seimbang, hindari minuman beralkohol. Jangan ragu berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika muncul gejala seperti nyeri di ulu hati, mual, atau muntah berulang.