Bandar Lampung (Lampost.co)–Ternyata gula itu tidak hanya satu jenis, tetapi banyak varian baik yang ada di dapur atau di kemasan makanan. Jadi penting tahu perbedaan tiap-tiap jenisnya supaya saat masak atau jajan kita bisa lebih pinter milih, bukan cuma tergoda rasa manisnya saja.
Point Penting:
- Pentingnya memahami mana gula yang kalorinya “kosong” dan mana yang masih mennyisakan nutrisi.
- Gula merupakan sumber energi (kalori) yang harus terkendalikan.
- Konsumsi gula berlebih dan risiko penyakit kronis.
Kalau tujuan kita sehat atau lagi jaga gula darah, bukan berarti harus takut sama semua gula. Yang perlu pahami ialah mana gula yang kalorinya “kosong” dan mana yang masih nyisa nutrisi. Serta bagaimana tiap gula memengaruhi tubuh supaya keputusan harian tentang kopi, kue, atau minuman manis jadi lebih bijak.
Jenis-jenis gula
Ada gula yang sangat halus untuk kue, ada yang kasar buat topping. Ada juga gula tradisional dari nira, dan setiap jenis punya tekstur serta flavor yang beda sehingga hasil masakan atau minuman juga berubah. Berikut jenis-jenis gula yang perlu dipahami:
-
Gula pasir putih
Gula pasir putih adalah bentuk gula paling umum dari tebu atau bit yang sudah termurnikan sehingga hampir semua molase hilang. Hasilnya kristal putih yang netral dan mudah larut. Jadi ini sering termanfaatkan untuk masak, memanggang, dan pemanis minuman.
-
Gula halus / gula bubuk
Gula halus dari gula putih yang digiling sampai sangat halus dan biasanya ada campur sedikit tepung jagung untuk mencegah penggumpalan. Teksturnya cocok untuk icing, buttercream, dan taburan kue karena cepat larut dan memberikan hasil halus.
Baca Juga: Ini 5 Gangguan Kesehatan yang Bisa Muncul dari Kondisi Gigi dan Gusi
-
Gula palem / gula merah / gula jawa
Gula dari nira sengon, aren, atau kelapa ini memiliki warna cokelat hingga gelap serta rasa karamel yang khas. Sering dipakai di masakan tradisional seperti cendol, wedang, atau untuk memberi aroma pada masakan manis-gurih.
-
Gula cokelat (brown sugar)
Brown sugar sebenarnya gula putih yang kombinasi dengan molase untuk mendapatkan kelembapan dan rasa karamel. Tersedia light brown dan dark brown yang beda intensitas rasa, ini sering dipakai untuk kue tertentu agar tekstur moist dan rasa lebih kaya.
-
Turbinado, Demerara, Muscovado (gula kasar dengan sisa molase)
Jenis-jenis ini adalah gula yang lebih sedikit atau tidak terlalu termurnikan sehingga masih ada lapisan molase yang membuat warnanya kecokelatan. Tekstur kristalnya lebih besar, cocok buat taburan roti atau minuman karena memberikan rasa karamel ringan dan tekstur renyah.
-
Gula kelapa (coconut sugar)
Gula kelapa dari nira bunga kelapa dan sering dipromosikan karena indeks glikemiknya sedikit lebih rendah daripada gula putih. Mengandung jejak mineral, namun kalorinya tetap mirip dengan gula biasa sehingga penggunaan berlebih tetap berisiko.
-
Gula batu (rock sugar)
Gula batu terbentuk dari kristal yang lebih besar dan biasanya untuk teh atau masakan Tionghoa tertentu karena larut perlahan dan memberi rasa manis yang stabil.
-
Pemanis alternatif (stevia, erythritol, xylitol, sucralose, aspartame)
Ada kategori yang bukan gula “nutrisi” melainkan pemanis non-nutritif atau alkohol gula yang memberi rasa manis dengan kalori lebih sedikit atau nol. Misalnya stevia alami atau erythritol yang populer karena berdampak minimal pada gula darah. Namun setiap pemanis punya profil keamanan dan rasa berbeda sehingga perlu pilih yang cocok dan sesuai kondisi kesehatan.
Dampak gula pada kesehatan
Menurut ptpnxiv.com gula memengaruhi tubuh lewat beberapa mekanisme seperti kenaikan gula darah, energi cepat yang tak bertahan lama. Serta berkontribusi pada kalori ekstra yang bila berlebihan bisa memicu kenaikan berat badan.
Selain itu ada kaitan antara konsumsi gula berlebih dan risiko penyakit kronis. Jadi penting memahami tiap efek dan memilih alternatif bila perlu.
-
Gula dan kontrol gula darah/diabetes
Konsumsi gula cepat terserap sebagai glukosa sehingga memengaruhi kadar gula darah dan insulin. Bagi penderita diabetes atau yang berisiko tinggi perlu batasi gula sederhana dan pantau porsi.
-
Kalori kosong dan kenaikan berat badan
Gula sederhana menyumbang kalori tanpa vitamin atau mineral berarti. Konsumsi berlebih bisa membuat asupan kalori harian melampaui kebutuhan sehingga berkontribusi pada obesitas dan masalah metabolik lainnya.
-
Kesehatan mulut
Gula adalah makanan favorit bakteri mulut yang menyebabkan plak dan kerusakan gigi. Jdi mengurangi frekuensi konsumsi minuman atau makanan manis serta menjaga kebersihan mulut penting untuk mencegah gigi berlubang.
-
Hati dan lemak visceral
Konsumsi fruktosa berlebih (misalnya dari sirup jagung fruktosa tinggi atau minuman manis) dapat meningkatkan risiko penumpukan lemak di hati non-alkoholik. Selain itu memperburuk profil lipid, dan memicu resistensi insulin sehingga hati-hati dengan minuman manis industri.
-
Perbedaan nutrisi antar gula (minor)
Beberapa gula seperti gula kelapa atau gula merah memang mengandung jejak mineral dan antioksidan lebih banyak ketimbang gula putih murni. Namun jumlahnya sangat kecil sehingga tidak menggantikan kebutuhan nutrisi lain. Jadi klaim “lebih sehat” perlu mengimbangi fakta bahwa semua gula tetap sumber energi (kalori) yang harus dikendalikan.
Intinya, pilih gula itu boleh asal porsinya benar, kenali jenisnya, tahu fungsi di masakan, dan yang paling penting kontrol jumlahnya. Hal ini supaya rasa manis tidak berujung masalah kesehatan Anda.








