Jakarta (Lampost.co) — Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia Dr dr. Luciana Sutanto MS, Sp.GK menyampaikan, penyajian sayur secara menarik menjadi salah satu cara untuk meningkatkan minat anak-anak untuk mengonsumsi sayuran.
“Menyajikan sayur dalam bentuk atau warna yang menarik. Selain melalui bentuk dan warna yang menarik, penting juga untuk memasak sayur dengan tekstur yang dapat diterima oleh anak-anak,” kata dr. Luciana melansir Antara di Jakarta.
Menurut dr. Luciana, para pemangku kepentingan termasuk dokter hingga tenaga kesehatan di Puskesmas atau pelayanan kesehatan lain dapat berkolaborasi. Hal ini dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan orang tua terkait pentingnya mengonsumsi makanan bergizi misalnya sayuran.
Baca Juga:
Tidak Semua Sayuran Bermanfaat Jika Dimakan Mentah, Ini 5 Sayuran Bernutrisi Setelah Dimasak
Ia juga menekankan, edukasi sebaiknya berpedoman pada makan sehat dan pola makan gizi seimbang sesuai arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Bila perlu, sebaiknya terdapat orang dewasa misalnya guru, orang tua, atau petugas lain yang mendampingi dan makan bersama anak-anak.
“Perlu edukasi untuk siswa pentingnya makan sayur. Dan akan lebih baik jika ada orang tua murid di rumah juga mendukung dengan makan sayur,” ujarnya.
Sebelumnya di sejumlah daerah telah melakukan uji coba Makan Bergizi Gratis (MBG). MBG ini merupakan program Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Periode 2024-2029.
Program uji coba MBG tersebut sekaligus menjadi sarana edukasi bagi anak-anak tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi tumbuh kembang mereka.
Namun demikian, beberapa kali terdapat anak-anak yang tidak mau mengonsumsi sayur dan buah-buahan.
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Jenderal TNI (Purn) Wiranto menerangkan, pelaksanaan uji coba MBG merupakan langkah untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang berpotensi muncul selama pelaksanaan program MBG di tingkat nasional nanti.