Jakarta (Lampost.co) — Kemenkes RI terus melakukan kesiapsiagaan untuk menghadapi tren kasus cacar monyet (monkeypox/Mpox).
Cacar monyet saat ini telah WHO tetapkan sebagai darurat kesehatan global karena terjadi peningkatan di sejumlah negara.
Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Dr. Yudi Pramono menyampaikan selama 2024, tercatat 14 temuan kasus Mpox di Indonesia. Angka ini diprediksi mengalami penurunan jika melihat tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga:
Kasus Mpox, WHO Mulai Pertimbangkan Status Darurat Internasional
“Tren kasus konfirmasi Mpox pada tahun 2022-2024 menunjukkan tren berbeda-beda. Tahun 2002 ditemukan 88 kasus dengan satu konfirmasi kejadian, sementara pada 2023 sebanyak 240 kasus dengan 73 konfirmasi kejadian. Sedangkan pada 2024 tercatat 74 kasus dengan 14 konfirmasi kejadian,” jelas Yudi dalam konferensi pers update Mpox di Indonesia, Minggu, 18 Agustus 2024.
Yudi menjelaskan Provinsi DKI Jakarta menjadi yang paling tinggi dengan 59 kasus konfirmasi kejadian Mpox. Kemudian Jawa Barat sebanyak 13 konfirmasi, Banten sebanyak 9 konfirmasi, DIY sebanyak 3 konfirmasi, dan Jawa Timur sebanyak 3 konfirmasi serta Riau sebanyak 1 konfirmasi.
Data mencatat hingga 17 Agustus 2024 setelah melakukan pemeriksaan, sudah ada 87 pasien yang sembuh. Sementara masih ada satu pasien yang terkonfirmasi positif Mpox pada Juni, saat ini sedang dalam proses penyembuhan.
Yudi memaparkan ada 54 kasus konfirmasi Mpox di Indonesia yang memenuhi kriteria untuk melakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS). Bahwa seluruhnya adalah pasien yang terkena Mpox jenis clade IIb lineage Ib.
Jika melihat variannya, jenis varian II ini lebih rendah dari pada dengan varian I. Pemeriksaan WGS bertujuan untuk melihat (trend) varian Mpox apakah IIb atau bI.
Jadi setelah pemeriksaan, 54 kasus ini seluruh variannya adalah IIb yang artinya tidak terlalu parah dari pada dengan varian Ib.
“Lalu dari varian IIb ini kita periksa lagi jenis sub varian apakah subvarian A11, atau subvarian 2bbI. Ada juga varian IIbb dan 2bC1,” ujarnya.