Jakarta (lampost.co)–Banyak orang berpikir bahwa stroke yang mengganggu kesehatan hanya bisa menyerang otak. Namun, baru-baru ini, perhatian warganet tertuju pada sebuah kasus stroke yang terjadi pada sumsum tulang belakang, yang menghebohkan banyak orang.
Menurut penjelasan dari dr. Faldi Yaputra, Sp. N, seorang ahli neurologi, stroke pada sumsum tulang belakang memang memungkinkan terjadi, meskipun kasus seperti ini sangat jarang ada, hanya sekitar 1-2 persen di dunia.
“Kasus stroke pada sumsum tulang belakang sangat jarang, terutama pada wanita muda. Angka kejadian stroke jenis ini hanya mencapai 1 hingga 2 persen di dunia,” ujar dr. Faldi dalam konten edukasi Instagram-nya @dokterfaldi pada Senin, 14 Juli 2025.
Ia menambahkan, bahwa pengendalian sistem tubuh kita oleh otak dan sumsum tulang belakang. Meskipun gangguan pembuluh darah umumnya terjadi di otak, tidak menutup kemungkinan bahwa hal ini juga bisa menyerang sumsum tulang belakang.
Stroke pada sumsum tulang belakang terjadi ketika aliran darah ke daerah tersebut terhambat. Mengakibatkan kekurangan oksigen dan nutrisi yang penting untuk sel-sel tulang belakang. Hal ini berpotensi merusak atau bahkan membunuh sel-sel di dalamnya.
Menurut Dr. Babak S. Jahromi, MD, seorang ahli bedah saraf di Northwestern Medicine, gejala awal dari stroke tulang belakang biasanya mulai dengan rasa sakit pada leher dan lengan. Kemudian kelemahan, mati rasa, atau bahkan kelumpuhan. Gejala ini dapat bervariasi tergantung pada bagian tulang belakang yang terpengaruh.
Lumpuh hingga Kematian
Meskipun sangat jarang terjadi, stroke pada sumsum tulang belakang harus tetap waspada. Dr. Jahromi menekankan bahwa jika tidak segera mendapatkan penanganan, kondisi ini dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.
Sebagian besar stroke pada tulang belakang terjadi karena adanya perubahan pada bentuk pembuluh darah, seperti penebalan dinding pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan. Hal ini seringkali terkait dengan proses penuaan alami.








