Bandar Lampung (Lampost.co)— Stunting adalah kondisi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka panjang. Kondisi ini tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik anak tetapi juga meningkatkan risiko terkena penyakit serius seperti tuberkulosis (TB).
TB adalah infeksi yang penyeebabnya oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang umumnya menyerang paru-paru dan dapat menyebar ke organ lain.
Ketika anak-anak mengalami stunting, mereka lebih rentan terhadap infeksi, termasuk TB. Karena tubuh mereka tidak berkembang optimal, baik secara fisik maupun kognitif.
Stunting juga sering terjadi bersamaan dengan paparan infeksi berulang dan lingkungan yang kurang mendukung. Kondisi ini menyebabkan anak-anak yang stunting memiliki postur tubuh lebih pendek serta organ yang tidak berfungsi dengan baik.
Stunting meningkatkan risiko TB
- Pertama, anak yang stunting memiliki sistem imun yang lebih lemah, membuat tubuh mereka kurang mampu melawan infeksi, termasuk bakteri TB.
- Kedua, stunting sering kali dikaitkan dengan lingkungan yang padat dan sanitasi buruk, meningkatkan risiko penularan TB. Anak-anak yang hidup dalam kondisi tersebut lebih mudah terpapar kuman TB. Ketika stunting dan TB terjadi bersamaan, kondisi kesehatan anak dapat semakin memburuk, terutama karena infeksi TB dapat memperparah masalah berat badan dan kesehatan secara keseluruhan.
Untuk mencegah stunting dan TB, beberapa langkah bisa diambil: melakukan pemantauan rutin terhadap pertumbuhan anak, memastikan asupan gizi optimal terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala terutama jika ada pengidap TB di rumah, dan mengikuti pengobatan TB sesuai petunjuk dokter. Pencegahan ini penting untuk memastikan anak tumbuh sehat dan terlindungi dari risiko penyakit seperti TB.
Dengan memberikan perhatian khusus pada nutrisi, lingkungan yang sehat, imunisasi, dan perawatan kesehatan. Kita bisa membantu mencegah stunting sekaligus melindungi anak dari bahaya TB. Langkah-langkah ini krusial untuk memastikan generasi mendatang tumbuh kuat dan sehat tanpa ancaman penyakit serius.
Stunting dapat meningkatkan risiko anak terkena tuberkulosis (TB). Anak-anak yang mengalami stunting memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat kekurangan gizi kronis.
Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan TB.
Selain itu, stunting sering kali terjadi di lingkungan dengan sanitasi buruk dan padat penduduk, yang juga meningkatkan risiko penularan TB. Dengan sistem imun yang tidak optimal dan kondisi lingkungan yang tidak sehat, anak-anak stunting lebih berisiko terkena TB serta mengalami dampak kesehatan yang lebih serius.