Bandar Lampung (Lampost.co)–Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sempat mengusulkan agar vasektomi menjadi syarat bagi penerima bansos. Usulan program KB ini menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan bahwa vasektomi hukumnya haram karena menyebabkan kemandulan permanen.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sempat mengusulkan agar vasektomi menjadi syarat bagi penerima bansos. Usulan ini menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan bahwa vasektomi hukumnya haram karena menyebabkan kemandulan permanen.
Ekonom dari Universitas Gadjah Mada, Wisnu Setiadi Nugroho, menilai bahwa menjadikan vasektomi sebagai syarat bansos adalah kebijakan yang diskriminatif dan berisiko menimbulkan ketidakadilan sosial .
Universitas Gadjah Mada.
Baca Juga: MUI Angkat Suara Soal Vasektomi Syarat Bansos, Haram Jika Pemandulan Permanen
Sementara itu, Ketua Komnas HAM menyarankan agar pemerintah tidak memaksakan program KB, termasuk vasektomi, karena dapat melanggar hak asasi manusia.
Menanggapi polemik tersebut, Dedi Mulyadi membantah bahwa vasektomi dijadikan syarat bansos. Ia menyatakan bahwa pernyataannya sebatas anjuran program KB bagi penerima bansos yang memiliki banyak anak.
Tetapi, apa sebenarnya vasektomi itu? Berikut penjelasannya. Vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen yang efektif dan aman bagi pria. Namun, penerapannya di Indonesia masih menghadapi tantangan berupa minimnya minat, miskonsepsi, dan kontroversi kebijakan.
Dalam Vasektomi ada prosedur bedah minor yang bertujuan untuk menghentikan aliran sperma ke air mani. Dengan demikian, saat ejakulasi, air mani tidak mengandung sperma, sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Prosedur ini bersifat permanen dan sangat efektif dalam mencegah kehamilan, dengan tingkat keberhasilan mencapai 99%.
Manfaat Vasektomi
Efektivitas Tinggi: Vasektomi memiliki tingkat keberhasilan hingga 99% dalam mencegah kehamilan.
Prosedur Sederhana: Operasi ini biasanya secara rawat jalan dengan anestesi lokal, memakan waktu sekitar 10–30 menit.
Pemulihan Cepat: Sebagian besar pria dapat kembali ke aktivitas normal dalam beberapa hari.
Tidak Mempengaruhi Fungsi Seksual: Vasektomi tidak memengaruhi produksi hormon testosteron, kemampuan ereksi, atau hasrat seksual.
Biaya Lebih Rendah: Dibandingkan dengan metode kontrasepsi jangka panjang lainnya, vasektomi lebih ekonomis dalam jangka panjang
Meskipun vasektomi umumnya aman, beberapa risiko dan efek samping dapat terjadi:
Memar dan Pembengkakan: Area skrotum mungkin mengalami memar atau pembengkakan ringan setelah prosedur.
Infeksi: Risiko infeksi pada area operasi, meskipun jarang, tetap ada.
Nyeri atau Ketidaknyamanan: Beberapa pria mungkin mengalami nyeri ringan atau ketidaknyamanan yang biasanya hilang dalam beberapa hari.
Granuloma Sperma: Benjolan kecil yang terbentuk akibat kebocoran sperma dari vas deferens yang terpotong.
Vasektomi Dapat Dibatalkan
Vasektomi dianggap sebagai metode kontrasepsi permanen. Meskipun ada prosedur pembalikan vasektomi (vasovasostomi), keberhasilannya tidak dijamin dan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk waktu sejak vasektomi terlaksana. Oleh karena itu, vasektomi sebaiknya pertimbangkan lagi bagi pria yang yakin tidak ingin memiliki anak di masa depan.
Setelah vasektomi, testis tetap memproduksi sperma, tetapi sperma tersebut tidak dapat keluar melalui ejakulasi karena jalurnya telah terputuskan. Sperma yang tidak tergunakan akan tubuh serap secara alami tanpa menimbulkan masalah kesehatan.