Jakarta (Lampost.co) — Faktor utama masalah paru-paru yang sering terjadi di Indonesia maupun dunia adalah karena kebiasaan merokok.
Selain itu, asap rokok mengandung ribuan senyawa kimia berbahaya yang dapat menyerang organ-organ vital tubuh. Bukan hanya bagi si perokok, bahaya rokok juga dapat mengintai mereka para perokok pasif.
Dr. Paulus Arka Triyoga, Sp.P, Dokter Spesialis Paru dari Eka Hospital Cibubur mengatakan, paparan zat-zat berbahaya dalam rokok menimbulkan kerusakan signifikan pada berbagai sistem organ, antara lain:
1. Sistem pernapasan
Paru-paru merupakan organ yang paling rentan terhadap dampak negatif merokok. Inhalasi asap rokok secara kronis menyebabkan kerusakan ireversibel pada alveoli. Memicu perkembangan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), termasuk emfisema dan bronkitis kronis.
Baca Juga:
Budaya Merokok di Lampung Tinggi, Picu Peningkatan Pasar Rokok Ilegal
Selain itu, risiko kanker paru-paru meningkat secara signifikan pada mereka yang memiliki riwayat merokok aktif. Merokok juga dapat meningkatkan risiko terkena infeksi seperti tuberkulosis (TBC) dan pneumonia. Penumpukan tar pada paru menghambat fungsi pernapasan Anda secara perlahan-lahan.
2. Sistem kardiovaskular
Nikotin dan karbon monoksida dalam asap rokok mengakibatkan peningkatan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung. Hal ini memaksa jantung bekerja lebih keras dan meningkatkan peluang munculnya penyakit jantung koroner, infark miokardium, serta stroke.
Proses aterosklerosis, yaitu penyempitan pembuluh darah akibat pembentukan plak pada dinding arteri, juga dipercepat oleh kebiasaan merokok.
3. Sistem saraf pusat
Nikotin memiliki sifat adiktif/candu yang kuat dan memengaruhi kimia otak. Selain itu, penurunan aliran darah serebral akibat penyempitan pembuluh darah dapat mengganggu fungsi kognitif dan meningkatkan kerentanan terhadap stroke.
4. Mata
Merokok dalam jangka panjang dapat memengaruhi penglihatan dan saraf optik. Selain itu, merokok dapat menyebabkan gangguan yang memengaruhi mata seperti glaukoma, katarak, dan degenerasi makula.
5. Kulit
Merokok mempercepat proses penuaan kulit melalui kerusakan serat kolagen dan elastin. Akibatnya, kulit kehilangan elastisitas, menjadi lebih keriput, tampak kusam, dan mengalami penurunan kemampuan regenerasi. Proses penyembuhan luka pada perokok juga cenderung lebih lambat.