Bandar Lampung (Lampost.co) — Universitas Bandar Lampung (UBL) melaksanakan yudisium dan wisuda program sarjana dan pascasarjana semester genap tahun akademik 2023/2024 di Gedung Mahligai Agung, Rabu, 29 Mei 2024.
Pada wisuda kali ini, UBL meluluskan 1.012 wisudawan yang terdiri dari program sarjana (S1) sejumlah 691 orang dan program magister (S2) sejumlah 399 orang.
Rektor UBL, Prof. Yusuf S Barusman dalam sambutannya mengajak para wisudawan untuk tidak menjadikan kelulusan ini sebagai tujuan akhir. Ia berpesan kepada mereka untuk terus menjadi manusia pembelajar sebagai bagian dari upaya kontribusi perguruan tinggi dalam pembangunan daerah, utamanya Provinsi Lampung.
“Jadilah makhluk pembelajar yang mampu beradaptasi dengan dinamika lingkungan, global, dan kehidupan. Dengan kita terus-menerus belajar kita mampu menyesuaikan diri dengan dinamika yang terjadi pada lingkungan kita,” ujar Rektor.
Yusuf mengatakan, perguruan tinggi memiliki sejarah panjang untuk bisa mencapai peradaban yang maju seperti saat ini. Ia meyakini, peran perguruan tinggi penting untuk mencetak peradaban baru dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin cepat.
Tantangan berat untuk para lulusan perguruan tinggi saat ini, menurutnya adalah persaingan dunia kerja. Untuk itu kemampuan untuk menyesuaikan diri pada kebutuhan dunia kerja sangat dibutuhkan.
Hal ini menurutnya bisa terlihat dari tingkat pengangguran yang terjadi di Indonesia, justru banyak dari orang-orang yang berada pada pendidikan di luar perguruan tinggi.
“Ini membuktikan bahwa pendidikan tinggi efektif untuk kita bisa mengarungi kehidupan dan terserap pada dunia kerja yang membutuhkan skill serta pengetahuan dan kemampuan yang tinggi,” ujarnya.
Tingkat Global
Kepala LLDikti Wilayah II, Prof. Iskhaq Iskandar menambahkan lulusan perguruan tinggi saat ini tidak hanya berkompetisi pada tingkat lokal maupun nasional, melainkan sudah masuk pada tingkat global.
Untuk itu, ia meminta kepada wisudawan untuk jangan berhenti meningkatkan daya saing Indonesia pada tingkat global. Perolehan gelar sarjana saja menurutnya tidak cukup, oleh karenanya perlu bagi wisudawan untuk membangun kompetensi baru yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Karena pada hakikatnya, orang yang berhenti belajar menurutnya akan masuk dalam kegelapan.
“Sebab yang masuk dalam kategori buta huruf abad 21 bukan lagi mereka yang tidak bisa baca tulis, tapi mereka yang tidak bisa menjadi manusia pembelajar sepanjang hayat,” ucapnya.
Sementara itu, Sekdaprov Fahrizal Darminto yang turut hadir mengatakan sebagai bagian dari masyarakat Lampung, para lulusan turut memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pembangunan bangsa dan daerah, khususnya Lampung.
Lulusan perguruan tinggi menurutnya adalah agen perubahan yang memiliki kekuatan, kreativitas, dan inovasi untuk membawa Lampung menuju masa depan yang lebih baik. Pemuda memiliki peran yang strategis dalam pembangunan daerah dan sebagai agen perubahan.
Pemerintah daerah menurutnya akan terus berkomitmen untuk mendukung segala upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan pembentukan karakter generasi muda yang berkualitas. Hal ini selaras dengan program Pemerintah Provinsi Lampung yaitu anak muda berjaya.
“Peran dan dukungan dari semua pelaku pembangunan termasuk pemikiran-pemikiran dari perguruan tinggi menjadi dasar bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan dan program-program pembangunan,” ujarnya.