JAKARTA (Lampost.co) — Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyebut kelompok radikal Negara Islam atau ISIS telah masuk ke Papua sejak 2017. Mereka baru aktif bergerak satu tahun belakangan ini.
“Jaringan ISIS di Papua sudah dideteksi sekitar dua tahun belakangan ini,” kata Dedi di Gedung Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat 6 September 2019.
Pada 2018, ISIS di Papua pernah berencana mengebom Polres Manokwari namun digagalkan kepolisian.
Dedi mengatakan pengikut ISIS di Papua tersebar di berbagai daerah. Seperti Jayapura, Wamena, Fakfak, hingga Merauke.
“Di situ sel-selnya memang masih melakukan rekrutmen, dan penguasaan wilayah,” ujar Dedi.
Dedi menjelaskan tujuan ISIS masuk ke Papua ialah melakukan amaliyah. Target mereka yakni kepolisian.
Kelompok ISIS berbeda haluan dengan kelompok separatis di Papua. ISIS berjaringan dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Menteri Pertahahan Ryamizard Ryacudu sebelumnya menyebut ada kelompok berafiliasi dengan ISIS yang memanfaatkan situasi di Papua. Kelompok itu terdeteksi di Bumi Cendrawasih beberapa hari lalu.
“Sebagai catatan, terdapat kelompok lain yang berafiliasi dengan ISIS telah menyerukan jihad di tanah Papua,” kata Ryamizard di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis, 5 September 2019.
Menurut Ryamizard, keterlibatan kelompok itu terdeteksi sejak tiga hari lalu. Namun, keberadaanya sudah diketahui sejak tiga tahun lalu.
“Ya dari 2-3 tahun lalu saya bilang ya, di ISIS itu bukan hanya di Jawa dengan di Poso saja, sudah ke Ambon, ke Papua. Nah ini yang Papua ini di tengah-tengah,” jelas dia.
Medcom.id