Pringsewu (Lampost.co) — Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Pringsewu melimpahkan tersangka kasus kekerasan seksual terhadap anak penyandang disabilitas ke kantor Kejaksaan Negeri Pringsewu, Rabu, 10 Juli 2024.
Tersangka Adam Lubis (57), warga Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu. Pelimpahan ini setelah jaksa penuntut umum menyatakan bahwa berkas perkara penyidikan telah lengkap atau P-21.
Dalam proses penyidikan, polisi menjerat buruh tani ini dengan pasal berlapis. Yaitu Pasal 285 KUHP tentang Pemerkosaan dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara. Serta Pasal 289 KUHP tentang Pencabulan dengan ancaman hukuman 9 tahun penjara.
Baca juga: Seorang Istri di Tubaba Bantu Suaminya Lakukan Kekerasan Seksual ke Wanita Muda
“Pelimpahan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja polisi dan upaya memberikan rasa keadilan bagi korban” ujar Kasat Reskrim Iptu Muhammad Irfan Romadhon, Rabu, 10 Juli 2024, siang.
Sebelumnya, M (23), seorang gadis penyandang disabilitas asal Kecamatan Pagelaran Utara, jadi korban kekerasan seksual oleh AL yang merupakan tetangganya sendiri. Peristiwa itu terjadi pada Selasa, 19 Maret 2024, sekitar pukul 10.00 WIB. Waktu itu korban sedang sendirian di rumah karena orang tuanya pergi bekerja ke kebun.
Aksi keji pelaku terungkap ketika kakak korban datang ke rumah untuk membangunkan korban yang sedang tidur. Namun, setelah mengetuk pintu berkali-kali, korban tidak juga membuka pintu. Perasaan curiga kakak korban semakin kuat saat mendengar suara mencurigakan dari dalam rumah.
Kakak korban kemudian mencoba masuk melalui pintu belakang. Setelah berhasil masuk, ia terkejut melihat AL berada di kamar korban, tergesa-gesa memakai celana dan kemudian melarikan diri. Saat mendekat, korban menangis mengaku telah menjadi korban kekerasan seksual oleh AL.
Polisi menangkap pelaku dalam waktu kurang dari 24 jam setelah mendapat laporan.. Selama proses penyidikan, polisi menyatakan korban yang mengalami gangguan pendengaran dan bicara mendapatkan perlindungan serta pendampingan psikologis dari pihak kepolisian.