Bandar Lampung (Lampost.co) — Polisi memutuskan tidak ada perundungan terhadap siswa salah satu SMAN Bandar Lampung, MF. Padahal MF tertemukan dalam posisi duduk dan tak sadarkan diri dengan tubuh basah. Saat ini MF mengalami trauma.
Ibu MF, Farah menyayangkan kejadian tersebut. Ia mengungkapkan, anaknya tertemukan tak sadarkan diri. Selain itu terdapat juga luka lecet pada bagian kepala dan kaki MF.
“Yang jadi masalah mereka tau kondisi anak saya tidak sadar. Mereka tinggalkan sendirian,” katanya, Senin, 19 Agustus 2024.
Baca Juga :
Kemudian menurutnya, dalam kondisi itu seharusnya siswa lain yang tahu menginformasikan ke pihak sekolah. Namun hal tersebut tidak dilakukan. Mereka malah meninggalkan MF pada pojokan sekolah dalam kondisi tak sadar dengan tubuh basah dan kotor.
“Mereka guyur anak saya. Kemudian tergeletak pada pojok sekolah dalam keadaan kotor basah. Kalau kata saya tidak manusiawi,” ujarnya.
Selanjutnya ia mengatakan, usai kejadian tersebut siswa yang masih duduk pada kelas XI itu mengalami trauma. Bahkan MF menjadi pendiam dan cenderung tidak mau bertemu dengan orang lain.
“Sekarang saya konsentrasi pemulihan anak saya,” singkatnya.
Mabuk
Sebelumnya Wakapolresta Bandar Lampung, AKBP Erwin Irawan mengungkapkan, MF tak sadarkan diri akibat mabuk minuman keras. Kemudian ia menjelaskan, kasus tersebut terkuak usai laporan orang tua korban JM (50) beberapa waktu lalu. Ayah korban menduga korban menjadi korban perundungan dan melaporkannya kepada Polsek Tanjungkarang Barat.
“JM melaporkan dugaan perundungan itu karena anaknya ditemukan dengan posisi duduk tak sadarkan diri,” katanya.
Saat ini JM menjemput sang anak saat jam pulang sekolah seperti biasa. Namun anaknya tak kunjung muncul dan handphonenya pun tak aktif saat ia menghubunginya. Karena terlalu lama menunggu, JM mencari korban ke dalam sekolah. Lalu, JM mendapat info dari salah satu rekan MF, bahwa anaknya berada pada belakang sekolah.
“Pada lokasi itu korban tertemukan dalam posisi duduk dan tidak sadarkan diri dengan mulut beraroma alkohol,” kata Erwin.
Kemudian dari keterangan itu, Polisi memeriksa 12 siswa yang bersama korban sebelum kejadian. Mereka mengakui bersama MF mengkonsumsi alkohol jenis arak bali.
Para saksi menjelaskan, mereka bersama korban keluar sekolah dengan melompat pagar belakang. Setelah itu, mereka mengumpulkan uang untuk membeli alkohol jenis arak bali tidak jauh dari sekolah.
“Tidak ada perundungan yang terjadi kepada MF. Sebab MF bersama 12 teman saksi meminum alkohol secara bergantian tanpa paksaan,” jelasnya.