Bandar Lampung (Lampost.co) — Warga Lampung mengaku dihubungi penipu yang mengaku sebagai petugas pajak. Pengalaman itu dialami oleh sejumlah warga beberapa pekan terakhir.
Salah satu warga yang nyaris menjadi korban adalah Ahmad Riduan, warga Tanjung Senang, Bandar Lampung. Mulanya penipu menghubungi korban melalui pesan WhatsApp dengan mengirim pesan berupa data pribadi miliknya.
Riduan sempat percaya dengan pelaku karena semua data yang pelaku kirimkan seluruhnya benar. Bahkan petugas tersebut melakukan panggilan video untuk meyakinkan korban.
Baca Juga:Waspada! Modus Penipuan Lewat Gmail dengan Teknologi AI, Begini Modusnya
“Saat video call dia ngasih data, kemudian saya disuruh download APK yang dikirim, dari situ saya sadar penipuan,” ungkapnya, Minggu, 17 November 2024.
Pelaku meminta Riduan untuk menginstal aplikasi berbentuk APK yang terkirim melalui WhatsApp. Curiga dengan hal tersebut sebagai modus penipuan, Riduan memilih untuk memblokir nomor tersebut.
Pengalaman serupa juga warga lainnya alami, seperti Veri, warga Kemiling, Bandar Lampung. Sama seperti Riduan, Veri juga mendapat kiriman data pajak miliknya secara lengkap oleh orang yang mengaku petugas pajak.
“Ada tiga nomor menghubungi saya, pakai foto profil logo DJP dan semuanya mengaku bernama Rizky Pratama,” jelasnya.
Data yang pelaku kirimkan semuanya benar mulai dari nama, NIK, NPWP, nama perusahaan hingga alamat. Hanya ada salah penulisan tanda titik pada alamat emailnya.
Veri nyaris percaya dan membalas pesan dari pelaku. Namun karena curiga, ia berusaha mencari informasi dengan bertanya kepada rekan-rekannya terkait hal itu.
“Saya curiganya dia menghubungi saat hari Sabtu, dan di luar jam kerja. Setelah tanya teman-teman, akhirnya saya blokir,” ungkapnya.
Telepon Seluler
Pengalaman serupa juga nyaris warga lainnya alami seperti Naili Rahmah, warga Jati Agung, Lampung Selatan. Bedanya, Naili mendapat telepon tidak melalui WhatsApp, tapi melalui telepon seluler.
Saat ia angkat teleponnya, terdengar suara perempuan dengan nada khas teller. Pelaku menyebutkan nama lengkap dan CV perusahaan yang ia miliki dan mengaku dari kantor pajak pusat.
“Saat dia bilang dari kantor pajak pusat saya langsung matiin, karena kalau petugas pajak asli tidak seperti itu bilangnya,” tuturnya.
Ia berharap, hal tersebut bisa menjadi perhatian pemerintah dan aparat penegak hukum. Sebab jika tidak teliti, masyarakat akan mudah tertipu dan mengalami kerugian.