Bandar Lampung (Lampost.co) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bandar Lampung akan mengevaluasi partisipasi pemilih pada Pilkada Serentak 2024. Hal itu karena berdasarkan data tingkat partisipasi pemilih hanya mencapai 52 persen.
“Ini akan menjadi evaluasi kami dalam menyambut pemilihan selanjutnya,” kata Ketua KPU Bandar Lampung Ari Oktara, Senin, 2 Desember 2024.
Kemudian ia mengatakan bahwa dari rekapitulasi pada 20 kecamatan. Untuk partisipasi pemilih dalam pemilihan Gubernur Lampung mencapai 52,10 persen. Sedangkan pemilihan Wali Kota dan Wali Kota Bandar Lampung partisipasi pemilih sebesar 52,03 persen.
“Data ini masih sementara. Sampai dengan nanti final rekapitulasi suara tingkat Kota Bandar Lampung,” katanya.
Namun begitu, kata Ari, apabila terdapat pergeseran dalam partisipasi pemilih. Hal itu pun tidak akan banyak atau mengubahnya lebih besar atau lebih kecil. “Saya rasa nanti kalau pun ada pergeseran data tidak akan banyak. Yang pasti ini menjadi evaluasi ke depan khususnya Kota Bandar Lampung. Karena banyak sekali data pemilih muda,” katanya.
Selanjutnya ia mengungkapkan bahwa KPU Bandar Lampung belum dapat menyimpulkan penyebab partisipasi pemilih kota ini hanya berkisar 52 persen. “Kami juga belum dapat memastikan kenapa partisipasi bisa rendah. Karena data baru masuk. Tetapi menurunnya partisipasi pemilih ini bukan hanya pada kota ini. Tapi beberapa daerah juga angkanya di bawah 70 persen,” katanya.
Sementara, KPU Kota Bandar Lampung telah menargetkan partisipasi pemilih itu mencapai 70 – 75 persen pada Pilkada 2024. Kontestan Pilkada Bandar Lampung 2024 ada dua paslon yaitu pasangan Reihana-Aryodhia Febriansyah dan pasangan Eva Dwiana-Deddy Amarullah. Daftar pemilih tetap (DPT) pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Bandar Lampung sebanyak 786.182 dengan perincian 390.858 laki-laki dan 395.324 dan perempuan memilih di 1.433 TPS.
Target Partisipasi 80%
Sebelumnya, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto mengatakan. Pemerintah menargetkan partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 mencapai 80 persen. “Paling tidak sama ya dengan Pilpres, Pileg (Pemilu 2024). Itu sekitar 80 persen ya. Paling tidak sama target kami,” kata Wamendagri.
Walaupun demikian, ia mengatakan bahwa pemerintah menyadari terdapat kemungkinan target partisipasi tersebut tidak dapat terealisasi. “Sepertinya agak sulit karena kalau dulu kan banyak tim sukses caleg (calon anggota legislatif) ya yang sama-sama ikut bekerja. Nah kalau sekarang kan rentangnya agak jauh gitu dari pasangan calon sampai bawah. Jadi, mungkin kondisinya berbeda,” ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan bahwa target tersebut bisa saja tidak tercapai. Karena terdapat penurunan jumlah TPS Pilkada 2024 daripada saat Pemilu 2024. “Sehingga mungkin akses pemilih ke tempat pemilihan masing-masing agak berbeda. Ada yang kendala jarak dan sebagainya,” jelasnya.
Oleh sebab itu, ia mengharapkan penyelenggara pilkada telah melakukan upaya jemput bola selama waktu pencoblosan masih tersedia.
Pada kesempatan berbeda, Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Holik di Jakarta, Sabtu, 23 November 2024, mengatakan. Lembaganya menargetkan tingkat partisipasi pemilih Pilkada 2024 mencapai 82 persen.
Sebelumnya, Anggota KPU RI August Mellaz mengungkapkan bahwa sebanyak 81.78 persen pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) berpartisipasi dalam Pilpres 2024. Sedangkan sebanyak 81,42 persen menggunakan hak pilihnya pada Pileg DPR RI 2024. Berdasarkan data KPU RI, sebanyak 204.807.222 tercatat dalam DPT Pemilu 2024 yang terdiri atas 102.218.503 laki-laki dan 102.588.719 perempuan.