Bandar Lampung (Lampost.co) – Calon Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, berharap Provinsi Lampung ke depannya memiliki regulasi tata kelola niaga yang baik. Hal ini bertujuan agar masyarakat Bumi Ruwai Jurai mendapat dampak perekonomian yang baik.
Kemudian ia mengatakan, saat ini masyarakat banyak kehilangan manfaat ekonomi dari komoditi yang ada. Contohnya, Mirza menyebut ada satu perusahaan Lampung dengan produksi mencapai 900 ton per tahun. Namun ketika digiling, gabah tersebut malah untuk warga pulau Jawa. Padahal, ada nilai ekonomi sekitar Rp3.000/kg dari proses penggilingan gabah menjadi beras.
“Walau APBD kita kecil. Tapi kalau nilai manfaat dari komoditi ini bisa maksimal. Rakyat akan sejahtera.” ujar Mirza saat bertemu para petinggi media dan jurnalis senior, di Golden Dragon, Bandar Lampung, Senin, 28 Oktober 2024.
Selain itu, ia mengatakan komoditi lainnya seperti kopi dan jagung, juga harus ada tata kelola niaga berupa regulasi. Hal ini agar nilai manfaat ekonominya tidak terbawa ke luar Lampung.
“Karena itu, pemerintah harus hadir. Kita juga memberi kesempatan masyarakat untuk membuka peluang usaha. Ini seharusnya ternikmati oleh masyarakat. Ke depan pemerintah Provinsi Lampung harus jeli. Bagaimana mengatur sedemikian tata niaga,” katanya.
APBD
Kemudian Mirza juga menyebut, APBD Provinsi Lampung yang hanya sekitar Rp8.4 triliun. Nampaknya tidak mampu mengcover pembangunan Provinsi Lampung secara maksimal, terutama infrastruktur. Menurut Mirza, beberapa kepala daerah terdahulu juga menggunakan skema peminjaman. Ada juga yang mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat.
“Jadi anggaran yang bisa fleksibel dari kepala daerah hanya sekitar Rp.1 triliun saja. Untuk membangun Lampung hanya mengandalkan APBD cukup sulit,” katanya.
Karena itu, untuk membangun Lampung butuh skema kerjasama dengan pihak swasta dan bantuan dari pusat. Tidak bisa hanya mengandalkan APBD Lampung saja.
Sementara itu, Calon Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela mengaku memilih untuk menjadi wakil dari Mirza buka karena alasan. Menurutnya, Mirza merupakan kandidat yang visioner, dan merangkul semua kalangan.
“Padahal ia sudah selesai dengan semua nya. Dari jabatan ia sudah memimpin yang tertinggi. Tapi Kyai Mirza tetap orangnya rendah hati, dan mau mendengarkan masukan dari siapapun,” katanya.