Bandar Lampung (Lampost.co) — Akademisi Hukum Tata Negara dan Politik Universitas Tulang Bawang (UTB) Ahadi Fajrin Prasetya, menyebut partai politik harus bekerja ekstra untuk menghadapi Pemilu 2029 mendatang.
Menurut Ahadi, pasca polemik DPR beberapa waktu yang lalu, tentunya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik menurun. Kemudian Ahadi menyebut, partai harus mengesampingkan kerja-kerja pragmatis yang hanya mengedepankan politik elektoral, raihan kursi, target perwakilan legislatif, dan eksekutif.
“Ngomongin target itu teknis, tapi sekarang belum tepat, partai jika ingin survive dan meraih hasil maksimal. Maka lebih fokus membantu rakyat, dekat dengan rakyat, dan menjauhi pola perilaku hedonis. Jadi masyarakat inginnya parpol, atau DPR, atau kepala daerah pada umumnya langsung bersentuhan dengan masyarakat,” ujar Dekan FH UTB itu, Minggu, 12 Oktober 2025.
Kemudian hal paling praktis dalam membangun kepercayaan pada masyarakat, langsung membantu keperluan masyarakat. Pemberian bantuan langsung terhadap masyarakat yang membutuhkan, terasa lebih efektif. Namun tetap mengedepankan pendidikan politik. Hindari praktik-praktik money politik, karena hanya merusak demokrasi, dan membuat cost politik membengkak.
“Bukan hanya bantuan langsung, tapi mendengar dan menampung keluhan dan aspirasi masyarakat juga penting. Seperti aspirasi jalan rusak, yang langsung terbahas DPRD agar dibangun oleh pihak eksekutif. Atau mendorong pembentukan peraturan yang berdampak langsung kepada masyarakat,” katanya.
Soal Partai NasDem Lampung ke depan, Ahadi menilai partai ini memiliki prospek baik ke depan. Dari perolehan kursi DPRD Lampung pada Pemilu 2024 yang naik, dan memiliki unsur pimpinan, memperlihatkan Partai NasDem merupakan partai yang siap.
“Sosok Ketua Partai NasDem Lampung, Nerman Hn juga yang populer, mantan walikota, dan kebijakannya banyak terasa oleh warga. Ini juga saya rasa salah satu faktor baik Partai NasDem ke depan,” katanya.