Bandar Lampung (Lampost.co) – Kampanye negatif kerap menjadi salah satu persoalan dalam gelaran pemilu. Tetapi tidak demikian halnya pada Pilkada Lampung 2024. Saat ini menjelang pencoblosan 27 November 2024, politik uang yang menjadi sorotan.
Hal itu tersampaikan Guru Besar Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung (Unila), Prof. Andy Corry Wardhani. Ia menegaskan bahwa isu utama yang perlu mendapat perhatian adalah praktik politik uang, bukan kampanye negatif.
“Kalau kampanye negatif atau kampanye hitam memang ada. Tetapi Lampung tidak begitu menonjol. Justru yang menjadi masalah serius adalah politik uang,” ujar Prof. Andy Corry, Senin, 18 November 2024.
Baca Juga :
https://lampost.co/lamban-pilkada/wujudkan-pilkada-bandar-lampung-berkualitas/
Kemudian ia mengungkapkan, Lampung menempati posisi kedua tertinggi secara nasional dalam praktik politik uang. Hal ini, menurutnya, harus menjadi prioritas penanganan demi menciptakan Pilkada yang bersih dan kredibel.
“Kampanye politik uang yang harus menjadi penanganan prioritas. Kalau kampanye negatif atau kampanye hitam tidak begitu menonjol. Dan itu yang penting prioritas utama politik uang. Agar hasil dari Pilkada itu betul-betul bebas dari politik uang, itu persoalannya pada Lampung,” tegasnya.
Media Sosial dan Pemilih Pemula
Sementara itu, Prof. Andy menilai kampanye melalui media sosial memiliki potensi besar. Terutama dalam menjangkau swing voters dan pemilih pemula.
“Pemilih pemula, yang mayoritas anak muda, sangat aktif di media sosial. Kampanye pada platform ini bisa sangat efektif,” katanya.
Namun, ia mengingatkan bahwa kepercayaan masyarakat. Terhadap materi kampanye pada media sosial harus terbangun dengan menyampaikan program, ide, dan gagasan yang logis serta relevan.
“Materi kampanye yang berdasarkan akal sehat dan diterima secara logika adalah kunci untuk menarik perhatian pemilih,” tambahnya.